Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Diplomasi Ekonomi Indonesia di China Semakin Kuat, Ini Datanya

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Rabu, 04 Agustus 2021, 23:44 WIB
rmol news logo Pandemi Covid-19 bukan halangan untuk memperkuat kerjasama ekonomi antar negara, seperti yang dilakukan oleh Indonesia dan China.

Berdasarkan data National Bureau of Statistics (NBS), China mencatatkan pertumbuhan PDB sebesar 12,7 persen pada Semester I tahun 2021 di tengah situasi dunia yang masih terpuruk. Pulihnya kondisi perekonomian negerii tirai bambu itu diharapkan dapat turut mendorong pemulihan ekonomi Indonesia melalui peningkatan kerja sama di sektor perdagangan dan investasi.

Duta Besar Indonesia untuk China, Djauhari Oratmangun, dalam keterangan kepada Redaksi Kantor Berita Politik RMOL mengatakan, pada periode yang sama, total investasi China dan Hong Kong Indonesia berjumlah 4 miliar dolar AS dengan total proyek sebanyak 2.133.

Jika dielaborasi lebih jauh, China menempati peringkat ketiga investor asing terbesar di Indonesia dengan nilai realisasi investasi mencapai 1,7 miliar dolar AS dengan jumlah proyek 1.245.

Sementara Hong Kong berada diurutan kedua investor asing terbesar di Indonesia dengan nilai investasi mencapai 2,3 miliar dolar AS dan jumlah proyek 888. 

Pada periode ini, kinerja ekspor Indonesia ke China melonjak dibandingkan dengan tahun sebelumnya dalam periode yang sama. Hal ini tercermin dari meningkatnya total nilai ekspor Indonesia ke China, khususnya produk-produk unggulan dan potensial Indonesia di China.

Berdasarkan data Kepabeanan China, total perdagangan bilateral Indonesia dengan negara tersebut dalam periode ini mencapai 53,5 miliar dolar AS, atau meningkat 50.3 persen dibandingkan Semester I tahun 2020.

Ekspor Indonesia ke China tercatat mencapai 26,2 miliar dolar AS, tumbuh 51.4 persen. Selain itu, nilai impor Indonesia dari Tiongkok juga meningkat 49.3 persen atau mencapai 27,3 miliar dolar AS.

Produk unggulan dan potensial Indonesia dalam periode ini yang mengalami peningkatan nilai ekspor signifikan, dalam kode HS dua digit, di antara produk unggulan itu adalah besi dan basa (HS 72) meningkat 100 persen, lemak dan minyak hewani atau nabati (HS 15) meningkat 125,9 persen, aneka produk kimia (HS 38) meningkat 104,6 persen, kopi, teh, mate dan rempah-rempah (HS 09) meningkat 94,8 persen, residu dan sisa dari industri makanan dan olahan makanan hewan (HS 23) meningkat 230,9 persen.

Selain itu ada juga produk industri penggilingan (HS 11) meningkat 3688,9 persen; Barang dari kulit (HS 42) meningkat 177,04 persen; Bermacam-macam olahan yang dapat dimakan (HS 21) meningkat 106,3 persen, produk keramik (HS 69) meningkat 108,7 persen; mutiara alam, buatan, logam mulia (HS 71) meningkat 286,3 persen, nikel (HS 75) meningkat 5496,9 persen, bulu halus unggas olahan, bunga tiruan, barang dari rambut manusia (HS 67) meningkat 182,3 persen dan olahan dari daging, ikan, krustacea, moluska atau invertebrata air lainnya (HS 16) meningkat 816,8 persen.

Bukan hanya itu, ada juga produk hewani (HS 05) meningkat 120,2 persen, timbal (HS 78) meningkat 277,4 persen, barang dari besi atau baja (HS 73) meningkat 93,1 persen, garam, belerang, tanah dan batu, bahan plester, kapur dan semen (HS 25) meningkat 72,7 persen, olahan dari sayuran, buah, biji/kacang atau bagian dari tanaman (HS 20) meningkat 68,3 persen, bagian dan aksesoris kendaraan (HS 87) meningkat 53,9 persen, pulp dari kayu (HS 47) meningkat 52,6 persen, instrumen musik, bagian dan aksesorisnya (HS 92) meningkat 50,9 persen, instrumen dan aparatus optis, dll (HS 90) meningkat 48,7 persen, kakao dan olahannya (HS 18) meningkat 48,6 persen, kertas dan kertas karton (HS 48) meningkat 48,3 persen, mainan, keperluan olahraga, bagian dan aksesorisnya (HS 95) meningkat 463 persen serta produk produk hewani yang dapat dimakan (HS 04) meningkat 40,4 persen.

Mengingat kondisi di China yang sudah berangsur normal meskipun tetap dengan pemberlakuan protokol kesehatan yang masih ketat, sejak akhir tahun 2020 KBRI Beijing semakin mengintensifkan pelaksanaan diplomasi ekonomi secara hybrid, antara lain dengan melaksanakan dan memfasilitasi kegiatan promosi dan forum bisnis TTI, promosi budaya, roadshow business visit ke investor dan calon investor China, serta promosi produk ekspor andalan dan potensial Indonesia di berbagai wilayah di China.

Selain itu, sebagaimana keterangan yang diterima redaksi, KBRI Beijing juga berkomitmen mendorong peningkatan kerja sama Indonesia-China di bidang infrastruktur, kesehatan, ekonomi digital, ekonomi hijau, serta industri bernilai tambah khususnya di sektor kendaraan listrik.

Dalam kerangka sinergi kerja sama BRI dan GMF, KBRI Beijing juga mendorong percepatan implementasi proyek-proyek strategis di empat koridor ekonomi, yaitu Sumatera Utara, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara dan  Bali. 

Sementara itu di bidang kesehatan, China mendukung Indonesia sebagai hub vaksin regional. Selain produksi bersama vaksin Covid-19, sejumlah perusahaan vaksin dan obat-obatan China juga menawarkan pembangunan pusat penelitan vaksin dan memberikan sponsor untuk pengembangan program pendidikan kesehatan publik pada universitas-universitas di Indonesia serta pertukaran pengetahuan para ahli.

Berbagai upaya diplomasi ekonomi KBRI Beijing tersebut diharapkan dapat turut memberikan kontribusi bagi upaya penanganan pandemi dalam negeri dan saat yang sama menjadi bagian dalam upaya pemulihan ekonomi nasional. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA