Regulator mengatakan, kerusakan itu mulai terlihat ketika salah satu pesawat itu terbang ke Irlandia untuk pekerjaan cat Piala Dunia awal tahun ini.
Pesawat akan tetap di-ground sampai penyebab degradasi telah diketahui dan perbaikan permanen telah dilakukan.
Maskapai tersebut, salah satu dari tiga besar di Teluk, sebelumnya berhenti menerima pengiriman pesawat karena masalah ini, menurut laporan media pada bulan Juni, yang semakin meningkatkan perselisihan selama berbulan-bulan dengan pembuat pesawat Eropa.
Qatar Airways mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah dipaksa untuk menekan pesawat Airbus 330 yang sudah tidak beroperasi untuk kembali beroperasi untuk mengisi celah yang ditinggalkan oleh larangan 13 pesawat.
Airbus A350 adalah bagian penting dari armada Qatar Airways. CEO maskapai, Akbar Al Baker, telah mengeluarkan kata-kata yang kuat tentang armada tersebut.
"Dengan perkembangan terakhir ini, kami dengan tulus berharap Airbus menangani masalah ini dengan perhatian yang diperlukan," kata Akbar Al Baker dalam sebuah pernyataan yang mengumumkan larangan terbang jet oleh regulator, seperti dikutip dari
Reuters, Kamis (5/8).
Juru bicara Airbus mengatakan bahwa pembuat pesawat selalu melakukan pembicaraan dengan pelanggannya tetapi diskusi itu bersifat rahasia.
Dalam pernyataannya Qatar Airways mengatakan telah memantau degradasi di bawah cat pada badan pesawat selama beberapa waktu. Ini menggambarkan masalah tersebut sebagai 'kondisi signifikan', tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Qatar Airways memiliki armada 53 Airbus A350 dalam seri 1000 dan 900. Maskapai ini memiliki pesanan lain dengan pabrikan pesawat yang berbasis di Toulouse, Prancis, dengan total pemesanan 76 pesawat, jumlah terbanyak dari maskapai mana pun di seluruh dunia. Pada bulan Juni, Qatar Airways mengatakan tidak akan mengambil A350 lagi kecuali masalahnya telah diperbaiki.
Maskapai ini akan menjadi kendaraan penting bagi para penggemar yang menghadiri Piala Dunia FIFA 2022 mendatang di negara Semenanjung Arab ini.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: