Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Olimpiade Tokyo Berakhir, AS Kalahkan China di Detik-detik Terakhir

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Minggu, 08 Agustus 2021, 19:35 WIB
Olimpiade Tokyo Berakhir, AS Kalahkan China di Detik-detik Terakhir
Penutupan Olimpiade Tokyo 2020/Net
rmol news logo Setelah berbagai kontroversi dan drama yang terjadi, Jepang akhirnya menutup Olimpiade Tokyo 2020. Akhir dari pesta olahraga itu ditandai dengan dipadamkannya api Olimpiade.

Permainan berakhir dengan Amerika Serikat (AS) keluar sebagai juara umum. AS berhasil mengumpulkan 113 medali, meliputi 39 emas, 41 perak, dan 33 perunggu.

Kemenangan AS adalah hasil menyalip China di detik-detik terakhir, dengan tambahan tiga medali emas untuk Paman Sam dari cabang olahraga voli putri, basket putri, dan balap sepeda.

Dengan kemenangan ini, AS mampu menjadi juara bertahan selama tiga periode, yaitu Olimpiade London 2012, Olimpiade Rio 2016, dan Olimpiade Tokyo 2020.

Sementara itu, China berada di posisi kedua dengan total 88 medali, mencakup 38 emas, 32 perak, dan 18 perunggu.

Sang tuan rumah, Jepang, sendiri harus berpuas diri di posisi ketiga dengan total 58 medali, dengan rincian 27 emas, 14 perak, dan 17 perunggu.

Di bawah Jepang, terdapat Inggris Raya, Republic of China (Taiwan), Australia, Belanda, Prancis, Jerman, dan Italia.

Indonesia sendiri berada di posisi ke-55 dengan perolehan 5 medali, meliputi 1 emas, 1 perak, dan 3 perunggu.

Drama Olimpiade Tokyo 2020

Gelaran Olimpiade Tokyo mengalami drama panjang. Ajang olahraga ini terpaksa ditunda selama satu tahun karena situasi pandemi Covid-19. Meski sebelumnya pemerintah Jepang, yang masih dipimpin Perdana Menteri Shinzo Abe, berusaha mempertahankan untuk digelar tahun 2020.

Lantaran situasi pandemi yang terus memburuk, jadwal ditunda selama satu tahun, dengan dibuka pada 23 Juli lalu.

Sebelum itu, penyelenggaraan Olimpiade mendapatkan banyak kontroversi karena lonjakan kasus Covid-19 di Jepang. Jajak pendapat menunjukkan publik Jepang tidak setuju untuk menggelar Olimpiade pada tahun ini karena khawatir penyebaran virus, khususnya varian Delta yang lebih menular.

Menanggapi kekhawatiran tersebut, pemerintahan Perdana Menteri Yoshihide Suga kemudian memberlakukan protokol kesehatan ketat, termasuk dilarangnya penonton untuk setiap pertandingan.

Walau begitu, publik masih belum tenang karena lambatnya peluncurkan program vaksinasi Covid-19 oleh pemerintah. Bahkan dalam beberapa pertandingan, warga Jepang melakukan unjuk rasa. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA