Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Varian Delta jadi Bom Waktu, Sri Lanka Ogah Lockdown

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Selasa, 10 Agustus 2021, 21:31 WIB
Varian Delta jadi Bom Waktu, Sri Lanka <i>Ogah</i> <i>Lockdown</i>
Pekerja kamar mayat mengangkut jenazah untuk pengujian Covid-19 di Kolombo/AFP
rmol news logo Pemerintah Sri Lanka menolak seruan dan desakan yang semakin meluas yang menuntut pemberlakuan lockdown di tengah lonjkan kasus Covid-19 baru-baru ini.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Juru bicara pemerintah dan Menteri Media Sri Lanka, Keheliya Rambukwella mengatakan negara itu belum mencapai tahap kritis untuk memberlakukan lockdown. Padahal, saat ini angka kematian resmi harian akibat Covid-19 mencapai rata-rata 100 kematian.

"Jam malam atau penguncian adalah pilihan terakhir, tetapi kami belum sampai di sana," kata Rambukwella pad Selasa (11/9).

Dia menjelaskan bahwa saat ini pemerintah Sri Lanka fokus untuk memperluas kampanye vaksinasi.

"Target kami adalah membuat semua orang yang berusia di atas 18 tahun divaksinasi pada bulan September dan setelah itu diserahkan ke tangan para dewa," jelasnya, seperti dikabarkan AFP.

Penegasan itu muncul meskipun Asosiasi Medis Sri Lanka (SLMA), yakni sebuah badan profesional ahli medis di negara itu, sebelumnya mengeluarkan peringatan kepada pemerintah untuk segera membatasi pergerakan orang atau mengambil risiko bencana yang lebih besar.

"Kami telah memberikan peringatan terakhir kepada pemerintah untuk mengambil langkah-langkah mendesak untuk mengunci setidaknya selama dua minggu," kata juru bicara SLMA.

Di sisi lain, peringatan serupa juga diutrakan oleh Menteri Muda Kesehatan yakni Channa Jayasumana. Dia menyamakan varian Delta yang semakin masif menyebar saat ini dengan bom.

"(Varian Delta) merupakan bom kuat yang meledak di Kolombo dan menyebar di tempat lain," ujarnya.

Sebenarnya, pemerintah Sri Lanka pada pekan lalu telah memperketat pergerakan dan memberlakukan beberapa pembatasan, seperti melarang upacara kenegaraan dan pertemuan publik hingga 1 September mendatang.

Tetapi sebagian besar aktivitas diperbolehkan, seperti toko, restoran, dan kantor boleh buka. Selain itu, transportasi umum juga masih beroperasi. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA