Latvia telah mengikuti jejak negara tetangganya, Lithuania yang lebih dulu menetapkan status darurat di perbatasan pada Juli lalu atas peningkatan jumlah migran yang menuju ke Lituania disebabkan oleh ketegangan antara Uni Eropa dan Belarusia.
Keputusan Latvia sesuai dengan rekomendasi dari Menteri Dalam Negeri Marija Golubeva.
"Keputusan pemerintah untuk memberlakukan keadaan darurat di perbatasan Latvia telah disahkan. Langkah-langkah keamanan di perbatasan akan segera ditingkatkan," kata Golubeva dalam sebuah tweet, seperti dikutip dari AP.
Latvia saat ini menghadapi migrasi ilegal dari Belarusia, sebagian besar adalah migran Irak, seperti yang dilakukan Lituania sebelumnya. Dalam lima hari terakhir, sekitar 283 pelanggar ditahan di karena melintasi perbatasan, menurut laporan Penjaga Perbatasan Negara.
Untuk memerangi migrasi ilegal, beberapa tahun lalu Latvia mengumumkan rencana untuk melengkapi 173 kilometer perbatasan dengan Belarus, termasuk pagar sepanjang 135 kilometer. Proyek ini diperkirakan mencapai 27,6 juta euro, dan pekerjaan direncanakan akan selesai pada 2021. Namun, prosesnya terhenti karena beberapa hal.
Kontrol perbatasan Lituania dan Latvia semakin diperketat setelah otoritas kedua negara menerima tim penjaga perbatasan yang dikerahkan oleh Badan Penjaga Perbatasan Eropa.
Tiga negara Baltik, yang semuanya adalah anggota dari 27 negara Uni Eropa, menuduh pemerintah Presiden Belarusia yang otoriter mendorong arus migran sebagai pembalasan atas sanksi Uni Eropa.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: