Taliban secara khusus menargetkan penerjemah yang bekerja dengan pasukan Barat dan keluarga mereka, menyebut mereka sebagai pengkhianat negara.
“Tidak dapat diterima bahwa membawa rekan-rekan Afghanistan kami ke Belanda bukanlah prioritas utama para menteri yang terlibat,†tulis mereka, menyebut Menteri Pertahanan Ank Bijleveld, Menteri Luar Negeri Sigrid Kaag, Ferdinand Grapperhaus dari Kehakiman dan Keamanan, dan Sekretaris Negara Ankie Broekers-Knol dari Kehakiman dan Keamanan.
“Menempatkan nyawa manusia di atas prosedur internal dan mengevakuasi orang-orang pemberani ini sekarang,†lanjut mereka, seperti dilaporkan
NL Times, Rabu (11/8).
Menteri Pertahanan Belanda Ank Bijleveld sendiri memang telah berjanji untuk menyelamatkan para penerjemah yang bekerja dengan Angkatan Bersenjata Belanda dan keluarga mereka, tetapi lusinan dari mereka masih terjebak di Afghanistan .
Seruan itu didukung oleh serikat polisi Belanda, Vluchtelingenwerk Nederland, Amnesty International, dan mantan ketua serikat militer AFMP.
Belanda bekerja dengan total 273 penerjemah selama melakukan misi militer di Afghanistan. Lebih dari seratus penerjemah dan keluarga mereka telah dibawa ke Belanda. Setidaknya 70 masih terjebak di Afghanistan, menurut ANP.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: