Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Salahkan Biden atas Situasi Afghanistan, Trump: Jika Saya Presidennya, Penarikan AS akan Sukses

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Jumat, 13 Agustus 2021, 13:11 WIB
Salahkan Biden atas Situasi Afghanistan, Trump: Jika Saya Presidennya, Penarikan AS akan Sukses
Presiden Donald Trump/Net
rmol news logo Mantan Presiden AS Donald Trump mengomentari situasi terkini di Afghanistan, di mana milisi Taliban semakin menujukkan kekuatannya melawan pemerintah.

Trump, yang menengahi kesepakatan dengan Taliban di Doha pada 2020, yang akan membuat AS menarik semua pasukannya pada Mei 2021 dengan imbalan berbagai jaminan keamanan dari para militan, menyalahkan penggantinya, Joe Biden atas situasi tersebut.

Menurutnya, Biden tidak memberikan persyaratan pada penarikan AS dari Afghanistan seperti yang dilakukannya. Biden bahkan mendorong mundur batas waktu penarikan tersebut.

Trump juga mengatakan penarikan AS dari Afghanistan, akan menjadi penarikan diri yang jauh berbeda dan jauh lebih sukses jika dia masih presiden.

"Jika saya sekarang menjadi presiden, dunia akan menemukan bahwa penarikan kami dari Afghanistan akan menjadi penarikan berdasarkan kondisi," klaim Trump dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari AFP, Jumat (13/8).

"Saya pribadi berdiskusi dengan para pemimpin Taliban di mana mereka mengerti apa yang mereka lakukan sekarang tidak akan dapat diterima," katanya.

"Itu akan menjadi penarikan yang jauh berbeda dan jauh lebih berhasil, dan Taliban memahami itu lebih baik daripada siapa pun," lanjutnya.

Pihak berwenang di Kabul sekarang secara efektif kehilangan sebagian besar wilayah Afghanistan utara dan barat. Beberapa pejabat AS bahkan telah mengungkap kekhawatiran Taliban dapat mengambil alih Kabul dalam waktu tiga bulan dari batas waktu 31 Agustus.

Amerika Serikat menandatangani perjanjian dengan Taliban di Doha pada 29 Februari 2020, berkomitmen untuk penarikan pasukan AS dan NATO pada 1 Mei 2021, dengan imbalan jaminan keamanan.

Mereka termasuk janji oleh para militan untuk mengadakan pembicaraan damai dengan pemerintah di Kabul, untuk tidak menyerang AS atau kepentingannya, dan untuk tidak mendukung kelompok-kelompok seperti al-Qaeda dalam menyerang Amerika Serikat.

Setelah perjanjian itu, pemerintahan Trump secara tajam memangkas jumlah pasukan AS di Afghanistan dan tetap berkomitmen pada batas waktu 1 Mei, bahkan ketika Taliban mempercepat serangannya terhadap pasukan keamanan pemerintah setelah kesepakatan Doha.

Pengurangan pasukan Trump berlanjut setelah ia kalah dalam pemilihan November untuk meninggalkan jumlah 2.500, bersama dengan sekitar 16.000 kontraktor sipil, masih di Afghanistan ketika Biden menjabat pada 20 Januari.

Biden sempat menghentikan penarikan lebih lanjut untuk peninjauan kebijakan, dan pada bulan April mengumumkan bahwa penarikan akan dilanjutkan, mendorong batas waktu semula menjadi 11 September 2021, sebelum memindahkannya lagi ke 31 Agustus. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA