Dalam rilisnya, kelompok tersebut mengatakan korban tewas sejak kudeta telah mencapai 1.000 orang. Jumlah yang dirilis Rabu (18/8) tersebut tanpa memasukkan angka yang disebutkan oleh pihak tentara yang juga mengklaim korban jiwa di pihaknya.
“Menurut catatan AAPP, 1.001 orang tak bersalah telah tewas," kata sekretaris AAPP Tate Naing kepada Reuters.
“Jumlah korban sebenarnya jauh lebih tinggi,†lanjutnya.
Myanmar tenggelam dalam kekacauan sejak kudeta, hampir setiap hari terjadi protes sejak itu, pemberontakan berkobar di daerah perbatasan dan pemogokan yang meluas yang telah merusak ekonomi.
Pihak berwenang militer mengatakan perebutan kekuasaan mereka tidak boleh disebut kudeta karena itu sejalan dengan konstitusi.
Belum ada komentar dari pihak otoritas militer soal rilis Rabu, namun mereka sebelumnya mengatakan AAPP telah melebih-lebihkan angka-angka yang mereka rilis.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: