Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Begini Cara Facebook, Twitter, dan LinkedIn Lindungi Warga Afghanistan Setelah Taliban Gulingkan Pemerintahan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Jumat, 20 Agustus 2021, 10:47 WIB
Begini Cara Facebook, Twitter, dan LinkedIn Lindungi Warga Afghanistan Setelah Taliban Gulingkan Pemerintahan
Kepala kebijakan keamanan Facebook Nathaniel Gleicher/Net
rmol news logo Sejumlah platform media sosial seperti Facebook, Twitter, dan LinkedIn, mengatakan bahwa mereka telah bergerak mengamankan akun warga Afghanistan untuk melindungi mereka agar tidak menjadi sasaran di tengah pengambilalihan pemerintah negara itu oleh Taliban.

Kepala kebijakan keamanan Facebook Nathaniel Gleicher, mengatakan bahwa perusahaannya untuk sementara menghapus kemampuan orang untuk melihat atau mencari daftar teman dari akun di Afghanistan.

Lewat pengumuman yang disampaikannya di akun Twitter pada Kamis (19/8), Gleicher juga mengatakan perusahaan telah meluncurkan 'one-click tool' bagi pengguna di Afghanistan untuk mengunci akun mereka, sehingga orang-orang yang bukan teman Facebook mereka tidak akan dapat melihat posting timeline mereka atau membagikan foto profil mereka.

Sementara Twitter mengatakan pihaknya berhubungan dengan mitra masyarakat sipil Afghanistan untuk memberikan dukungan kepada kelompok-kelompok di negara tersebut, dan bekerja sama dengan Internet Archive untuk mempercepat permintaan langsung untuk menghapus kicauan yang diarsipkan.

Dikatakan jika individu tidak dapat mengakses akun yang berisi informasi yang dapat membahayakan mereka, seperti pesan langsung atau pengikut, perusahaan dapat menangguhkan sementara akun sampai pengguna mendapatkan kembali akses dan dapat menghapus konten mereka.

Twitter juga mengatakan pihaknya secara proaktif memantau akun yang berafiliasi dengan organisasi pemerintah dan mungkin menangguhkan sementara akun sambil menunggu informasi tambahan untuk mengonfirmasi identitas mereka.

Sementara media sosial profesional milik Microsoft LinkedIn mengatakan telah menyembunyikan sementara koneksi penggunanya di Afghanistan sehingga pengguna lain tidak dapat melihatnya.

Kembalinya Taliban ke tampuk kekuasaan telah menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi warga Afghanistan, terutama yang selama ini menjadi penentang kelompok tersebut.

Kelompok hak asasi manusia bahkan telah menyuarakan keprihatinan mereka bahwa Taliban dapat menggunakan platform online untuk melacak sejarah digital atau koneksi sosial Afghanistan.

Amnesty International mengatakan minggu ini bahwa ribuan warga Afghanistan, termasuk akademisi, jurnalis dan pembela hak asasi manusia, berada pada risiko serius pembalasan Taliban.

Bahkan mantan kapten tim nasional sepak bola wanita Afghanistan itu juga telah ikut mendesak para pemain untuk menghapus media sosial dan menghapus identitas publik mereka atas kekhawatiran yang sama. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA