Begitu yang dikatakan oleh Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab kepada surat kabar
The Sunday Telegraph, yang dikutip
Reuters, Minggu (22/8).
"Kita harus membawa negara-negara dengan pengaruh yang berpotensi moderat seperti Rusia dan China, betapa pun tidak nyamannya itu," ujar Raab.
Inggris dan China mengalami perselisihan atas berbagai masalah, termasuk Hong Kong dan dugaan pelanggaran hak asasi manusia terhadap minoritas Uighur di Xinjiang.
Sementara hubungan antara Inggris dan Rusia juga tidak lebih baik, khususnya setelah insiden keracunan Novichok yang dialami mantan agen ganda Sergei Skripal pada 2018.
Di sisi lain, Inggris juga menghadapi kritik yang luar biasa karena dianggap gagal mencegah jatuhnya pemerintah Afghanistan setelah Taliban merebut Kabul pada pekan lalu.
Mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair pada Sabtu malam (21/8) menyebut pengabaian terhadap Afghanistan adalah situasi yang tragis dan berbahaya.
Blair yang pada 2001 mengirim pasukan Inggris ke Afghanistan mengatakan, keputusan untuk mundur dari negara itu bukan didasarkan pada strategi, namun politik.
Sejak 13 Agustus, Inggris telah mengevakuasi 3.821 orang dari Kabul, sebanyak 1.323 di antaranya sudah berhasil mencapai Inggris. Selain staf kedutaan dan warga negara Inggris, di antara mereka yang dievakuasi adalah warga Afghanistan yang memenuhi syarat program Kebijakan Relokasi dan Bantuan Afghanistan (ARAP).
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: