Kisruh politik di Samoa terjadi sejak April, ketika Fiame Naomi Mata'afa berhasil memenangkan pemilihan, mengalahkan Malielegaoi. Mata'afa merupakan mantan wakil Malielegaoi yang kemudian membelot dari partai mereka, Perlindungan Hak Asasi Manusia (HRPP) pada tahun lalu, dan menjadi pemimpin partai oposisi FAST.
Koalisi independen Mata'afa berhasil mengamankan 26 kursi, beda tipis dengan lawannya yang hanya kekurangan satu kursi demi mencapai mayoritas di parlemen.
Kemenangan Mata'afa mencatatkan sejarah tersendiri, lantaran selain merupakan perempuan, ia juga mengakhiri kekuasaan Malielegaoi selama lebih 22 tahun.
Menolak kekalahannya, Malielegaoi enggan meninggalkan kantor-kantor pemerintah, dan berusaha menggagalkan pelantikan Mata'afa pada Mei dengan mengunci gedung parlemen. Akibatnya upacara pelantikan terpaksa dilakukan di tenda darurat.
Pada Juli, Pengadilan Banding Samoa mengukuhkan partai FAST sebagai pemenang resmi pemilu dan mengakui Mata'afa sebagai perdana menteri baru, serta menegaskan bahwa upaya pendudukan Malielegaoi di kantor-kantor pemerintah merupakan tindakan ilegal.
"Untuk menghindari keraguan, ini berarti telah ada pemerintahan yang sah di Samoa sejak 24 Mei 2021, dan bahwa pemerintah yang sah adalah partai FAST, yang memegang mayoritas kursi di parlemen," kata pengadilan.
Kendati begitu, Melielegaoi tidak berhenti. Ia menuding Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern terlibat dalam upaya untuk mengangkat Mata'afa sebagai perdana menteri baru Samoa hanya karena dia "perempuan".
“Saya mulai curiga mungkin Selandia Baru berada di balik semua ini,†kata Malielegaoi, seperti dikutip
Sputnik.
"Sepertinya perdana menteri Selandia Baru ingin Samoa memiliki perdana menteri perempuan, yang telah membutakannya (Ardern) dari melihat apakah itu sesuatu yang sejalan dengan konstitusi kita," lanjutnya.
Ia juga mengaku memiliki bukti terkait tudingannya. Termasuk kecurigaan dari pesan ucapan selamat Ardern kepada Mata'afa setelah pengadilan banding pada Juli memutuskan bahwa kemenangannya sah.
"Fakta bahwa dia dengan cepat mengirim Fiame harapan baiknya membuat saya berpikir bahwa mereka telah merencanakan semua ini," pungkasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: