Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Erdogan: Turki Siap Normalisasi Hubungan dengan Armenia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Senin, 30 Agustus 2021, 08:18 WIB
Erdogan: Turki Siap Normalisasi Hubungan dengan Armenia
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan/Net
rmol news logo Turki menyambut pemerintahan baru Armenia dan menyatakan komitmen untuk melakukan normalisasi hubungan dengan dengan itu.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, sebagai negara tetangga, Istanbul dan Yerevan harus mengembangkan hubungan atas dasar saling menghormati integritas teritorial dan kedaulatan.

"Oleh karena itu, kami secara bertahap dapat menormalkan hubungan dengan Armenia. , yang pemerintahan barunya telah menyatakan kesiapannya untuk bergerak ke arah ini," kata Erdogan kepada wartawan pada Minggu (29/8), seperti dimuat Sputnik.

Sebagai sekutu Azerbaijan, Turki mengatakan perdamaian yang langgeng adalah prasyarat pembangunan dan kerja sama ekonomi regional. Sejauh ini, Turki telah mengusulkan untuk memulai negosiasi perdamaian yang komprehensif dengan Armenia.

"Kami siap bekerja sama dengan semua pihak yang ingin memanfaatkan kesempatan bersejarah ini. Agendanya ada usulan kami untuk membuat 'Platform of Five' atau 'Platform of Six' yang melibatkan Turki, Azerbaijan, Rusia, Iran, dan Armenia. Kami diusulkan untuk memasukkan Georgia juga. Jika platform seperti itu dibentuk, kawasan itu akan menjadi lebih damai," tambahnya.

Selain itu, Erdogan mengatakan, manfaat utama dari pemulihan hubungan regional adalah perbaikan jaringan transportasi, termasuk jalur kereta api.

Erdogan mengungkap, telah membahas dan mencapai kesepakatan tentang masalah ini dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev dan berencana untuk membahasnya dengan presiden baru Iran, Ebrahim Raisi.

Pada Jumat (27/8), Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan mengatakan dia melihat "sinyal positif" dari Turki dalam konteks perdamaian regional.

Hubungan antara Turki dan Armenia telah tegang karena pembunuhan tahun 1915 terhadap lebih dari 1,5 juta orang Armenia oleh otoritas Ottoman. Peristiwa tersebut diakui sebagai genosida oleh pemerintah dan parlemen di lebih dari 30 negara, yang terbaru adalah Amerika Serikat.

Turki telah mengakui bahwa pembantaian itu terjadi tetapi menolak untuk menyebutnya genosida.

Perselisihan meningkat musim gugur yang lalu setelah Turki memperluas dukungannya ke Azerbaijan selama permusuhan bersenjata di Nagorno-Karabakh yang berpenduduk Armenia. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA