Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Badan Energi Atom Internasional: Korea Utara Memulai Kembali Program Senjata Nuklir

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Senin, 30 Agustus 2021, 11:42 WIB
Badan Energi Atom Internasional: Korea Utara Memulai Kembali Program Senjata Nuklir
Ilustrasi/Net
rmol news logo Laporan terbaru Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menunjukkan bahwa Korea Utara sepertinya telah memulai kembali reaktor nuklir yang secara luas diyakini telah menghasilkan plutonium untuk senjata nuklir sejak awal Juli  2021.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

IAEA tidak lagi memiliki akases ke Korea Utara sejak Pyongyang mengusir inspekturnya pada 2009. Negara itu kemudian melanjutkan program senjata nuklirnya dan segera melanjutkan uji coba nuklir. Uji coba nuklir terakhirnya adalah pada 2017.

Sejak itu IAEA memantau Korea Utara dari jauh, yang sebagian besar dilakukan melalui citra satelit.

"Tidak ada indikasi operasi reaktor dari awal Desember 2018 hingga awal Juli 2021," kata laporan IAEA tentang reaktor 5 megawatt di Yongbyon, sebuah kompleks nuklir di jantung program nuklir Korea Utara, seperti dikutip dari Reuters, Senin (30/8).

"Namun, sejak awal Juli 2021 sudah ada indikasi, antara lain keluarnya air pendingin, sejalan dengan beroperasinya reaktor," kata mereka.

Sebelumnya IAEA mengatakan pada bulan Juni bahwa ada indikasi di Yongbyon tentang kemungkinan pekerjaan pemrosesan ulang untuk memisahkan plutonium dari bahan bakar reaktor bekas yang dapat digunakan dalam senjata nuklir.

Laporan terbaru yang terbit pada Jumat (27/8) mengatakan durasi pekerjaan yang tampak itu - lima bulan, dari pertengahan Februari hingga awal Juli - menyarankan agar bahan bakar bekas ditangani dalam jumlah penuh, berbeda dengan waktu yang lebih singkat yang dibutuhkan untuk pengolahan atau pemeliharaan limbah.

"Indikasi baru pengoperasian reaktor 5MW(e) dan Laboratorium Radiokimia (pemrosesan ulang) sangat meresahkan," kata laporan tersebut

"Ada indikasi untuk jangka waktu tertentu bahwa apa yang diduga sebagai pabrik pengayaan uranium di Yongbyon tidak beroperasi," lanjutnya.  

"Ada juga indikasi kegiatan penambangan dan konsentrasi di tambang dan pabrik uranium di Pyongsan," tambah laporan tersebut. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA