Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Muak dengan Sistem Pemerintah Korup, Mantan Menteri Komunikasi Afghanistan Alih Profesi Jadi Pengantar Makanan di Jerman

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Senin, 30 Agustus 2021, 17:02 WIB
Muak dengan Sistem Pemerintah Korup, Mantan Menteri Komunikasi Afghanistan Alih Profesi Jadi Pengantar Makanan di Jerman
Menteri Komunikasi di Afghanistan yang menjabat pada 2016 hingga 2018, Sayed Sadaat, memilih jadi pengantar makanan di Jerman/Net
rmol news logo Hidup adalah pilihan, dan memilih menjauhi sistem pemerintahan yang korup jadi jalan yang dipilih Sayed Sadaat, menteri komunikasi di Afghanistan dari 2016 hingga 2018.

Berhenti dari jabatannya sebagai menteri di Afghanistan, Sadaat sempat sempat mengambil pekerjaan konsultasi di sektor telekomunikasi di Afghanistan. Tetapi, katanya,  situasi keamanan telah memburuk pada 2020.

“Jadi saya memutuskan untuk pergi,” katanya kepada AFP.

Dan kini, di Jerman, profesinya tidak lagi berhubungan dengan sistem pemerintahan. Sadaat sekarang nafkah dengan mengantarkan makanan sebagai kurir sepeda.

Selama enam jam pada hari kerja dan dari siang hingga 10 malam pada hari Sabtu dan Minggu, Sadaat mengenakan mantel oranye khasnya dan ransel persegi besar, untuk mengantar pizza, atau pesanan lainnya kepada pelanggan.

“Tidak ada rasa malu dalam pekerjaan sama sekali. Pekerjaan adalah pekerjaan,” katanya kepada AFP.

“Kalau ada pekerjaan, berarti ada tuntutan masyarakat, harus ada yang melakukannya,” ujarnya.

Sadaat adalah satu dari ribuan warga Afghanistan yang telah menemukan rumah di Jerman selama beberapa tahun terakhir.

Sejak 2015, ketika Eropa melihat gelombang besar orang yang melarikan diri dari perang sebagian besar dari Suriah dan Irak, sekitar 210.000 warga Afghanistan mencari suaka di Jerman.

Ini membuat mereka menjadi kelompok orang terbesar kedua yang mencari perlindungan di negara terpadat di Eropa setelah warga Suriah.

Dengan kembalinya Taliban ke kekuasaan awal bulan ini, Jerman juga telah mengevakuasi sekitar 4.000 warga Afghanistan, termasuk mereka yang bekerja dengan pasukan NATO dan lainnya yang membutuhkan perlindungan.

Sadaat mengaku memilih berhenti dari jabatanya sebagai menteri karena dia muak dengan korupsi yang terjadi di lingkaran pemerintah Afghanistan.

“Saat menjalankan tugas sebagai menteri ada perbedaan antara orang-orang dekat presiden dan saya sendiri,” ujarnya.

“Tuntutan mereka untuk kepentingan pribadi, saya ingin uang untuk proyek-proyek pemerintah dilaksanakan dengan baik,” lanjutnya.

“Jadi saya tidak bisa memenuhi tuntutan mereka dan kemudian mereka mencoba mendorong saya, menekan saya dari sisi presiden,” kata dia lagi. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA