Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Putra Tertua RFK Marah dan Sesalkan Rencana Pembebasan Bersyarat Pembunuh Ayahnya

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Selasa, 31 Agustus 2021, 06:59 WIB
Putra Tertua RFK Marah dan Sesalkan Rencana Pembebasan Bersyarat Pembunuh Ayahnya
Robert F. Kennedy berbicara kepada para pekerja kampanye beberapa saat sebelum ditembak di Los Angeles pada tahun 1968/Net/Net
rmol news logo Rencana pembebasan bersyarat Sirhan Bishara Sirhan, pria pembunuh Robert F. Kennedy (RFK) di California pada 1968 disesalkan oleh putra tertua RFK, yaitu Joseph P. Kennedy II.

Mantan anggota kongres itu bahkan mengatakan rencana pembebasan Sirhan merupakan kesalahan yang menyedihkan.

“Dua komisaris dari 18 anggota Dewan Pembebasan Bersyarat California membuat kesalahan yang menyedihkan Jumat lalu dalam merekomendasikan pembebasan orang yang membunuh ayah saya,” tulis Kennedy dalam pernyataannya, seperti dikutip dari AP, Senin (30/8).

“Saya mengerti bahwa ada perbedaan pandangan tentang mengakhiri hukuman pembunuh ini, termasuk dalam keluarga saya sendiri. Tapi emosi dan opini tidak mengubah fakta atau sejarah,” lanjutnya.

Pengadilan California pada Jumat (27/8) menggelar sidang pembebasan bersyarat untuk Sirham, pembunuh RFK, yang telah menjalani 53 tahun masa tahanannya.  

RFK ditembak di bagian kepalanya pada malam 5 Juni 1968 di Ambassador Hotel, sesaat setelah ia merayakan kemenangannya di pemungutan suara calon presiden bagian California, Amerika Serikat.

Dua orang panel dan dua anak RFK lainnya menyetujui pembebasan bersyarat bagi Sirham dengan alasan bahwa Sirhan, yang saat ini berusia 77 tahun, tidak lagi menimbulkan ancaman bagi masyarakat. Sirhan juga menunjukkan sikap yang baik dan penuh penyesalan. Selama menjalani hukumannya, ia telah menjalani 20 program dan rehabilitasi, termasuk kelas manajemen karakter, pertemuan Tai Chi, dan Alcoholics Anonymous.

Keputusan itu akan ditinjau selama empat bulan ke depan oleh staf dewan. Kemudian akan dikirim ke Gubernur Gavin Newsom, yang memiliki waktu 30 hari untuk memutuskan apakah akan menyetujuinya atau tidak.

Joseph atau Joe mengatakan, ia berharap dewan akan memikirkan lagi masak-masak rencana itu, dan membalikkan keputusannya selama periode peninjauan, dan akan menahannya di penjara untuk menjalani hukuman seumur hidup.

RFK adalah seorang senator AS dari New York yang juga adik dari Presiden John F. Kennedy. Dia dibunuh pada tahun 1963. Ketika itu RFK sedang mencalonkan diri sebagai presiden dari Partai Demokrat.

Joe Kennedy II adalah salah satu dari 11 anak RFK dan Ethel Kennedy. Dari sembilan orang yang masih hidup, dua anak RFK yaitu Robert F. Kennedy Jr dan Douglas Kennedy, menyatakan mendukung pembebasan Sirhan, sementara enam lainnya menentang keputusan itu termasuk Joe, dan satu lainnya belum ada keputusan.

Joe dan lima saudaranya mengatakan mereka berjanji untuk melawan pembebasan  bersyarat itu. Menurutnya, siapa pun yang membunuh karena alasan politik harus menghabiskan seumur hidup di penjara tanpa pembebasan bersyarat.

“Tahanan itu membunuh ayah saya karena dukungannya terhadap Israel,” tulis Kennedy dalam pernyataan terpisah.

“Pria itu diadili, dihukum dan dijatuhi hukuman mati. Namun, dia sekarang dapat berjalan bebas. Tidak diragukan lagi dengan sorak-sorai orang-orang yang berbagi pandangannya. Pembebasan tahanan akan dirayakan oleh mereka yang percaya bahwa perselisihan politik dapat diselesaikan dengan senjata,” kecam Joe.

Joe dengan nada yang lebih pribadi, berbicara tentang tumbuh besar tanpa seorang ayah. Ibu mereka harus mengasuh 11 orang anak sendirian tanpa suami. 11 anak-anak RFK merindukan sosok seorang ayah yang tewas dengan cara mengenaskan dan si pembunuh dengan sangat kejam merampas hari-hari indah mereka.

Ia menekankan bahwa ibunya, Ethel Kennedy, dan pamannya, senator Edward M. Kennedy, telah setuju untuk memberi keringanan hukuman bagi Sirhan yang semula dijatuhi hukuman mati menjadi hukuman seumur hudup karena belas kasihan. Namun, belas kasihan itu sekarang malah dimanfaatkan dengan memberi Sorham kebebasan. ia sangat kesal dengan kenyataan itu.

“Tidak seorang pun berhak untuk mengubah hukuman yang lebih ringan yang diminta oleh orang yang paling terpengaruh oleh kematian ayah saya, yaitu  istrinya; ibu saya!  Dan anak  terakhirnya tidak akan pernah tahu sentuhan ayah. Tidak ada yang tertulis, dikatakan, atau dilakukan yang akan mengubah kenyataan itu,” pungkasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA