Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Jubir Taliban Minta Indonesia Mainkan Peran untuk Perdamaian Afghanistan, Hikmahanto Juwana: Pemerintah Harus Berhati-hati

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Rabu, 01 September 2021, 18:36 WIB
Jubir Taliban Minta Indonesia Mainkan Peran untuk Perdamaian Afghanistan, Hikmahanto Juwana: Pemerintah Harus Berhati-hati
Jurubicara Taliban Suhail Shaheen buka suara dalam sebuah wawancara dengan saluran Narasi Newsroom/Repro
rmol news logo Indonesia harus lebih berhati-hati dalam bersikap serta memainkan peran dalam upaya perdamaian di Afghanistan, terlebih usai kelompok militan Taliban mengambilalih kekuasaan pertengahan Agustus lalu.

Baru-baru ini, jurubicara Taliban Suhail Shaheen buka suara dalam sebuah wawancara dengan saluran Narasi Newsroom. Dia menuturkan, di masa lalu Indonesia telah mengambil peranan penting dalam upaya perdamaian dan rekonsiliasi di Afghanistan. Hal ini menunjukkan hubungan baik dan dekat antara dua negara.

Oleh karena itu, kata Shaheen, Taliban kini beraharap Indonesia juga tetap mengambil peranan penting dalam membangun kembali Afghanistan.

"Sekarang pasukan kami ada di Kabul mereka menjaga keamanan perundingan berlanjut dengan para pemimpin dan personel Afghanistan. Jadi mereka akan membutuhkan Indonesia untuk memainkan perannya dalam pembangunan perdamaian negara kami," kata Shaheen, dalam petikan wawancara tersebut.

Akan tetapi, Guru Besar hukum internasional Hikmahanto Juwana mengingatkan agar Indonesia berhati-hati dalam bersikap. Dia menekankan bahwa perlu dipastikan terlebih dulu bahwa apa yang disampaikan oleh jubir tersebut benar-benar mewakili Taliban.

"Mengingat saat ini kan ada berbagai faksi di Taliban. Nah khawatirnya yang disampaikan oleh jubir itu bukan merepresentasikan Taliban," kata Hikmahanto kepada Kantor Berita Politik RMOL pada Rabu petang (1/9).

"Oleh karenanya, pemerintah Indonesia harus berhati-hati," sambungnya.

Akan tetapi, kata Hikmahanto, jika nanti Indonesia diminta secara resmi oleh Taliban untuk membantu upaya perdamaian di Afghanistan maka itu merupakan sebuah kehormatan.

"Namun pemerintah Indonesia juga harus bisa mengukur efektifitas yang akan diperankan bila menjadi juru damai," tekannya.

Pengambilalihan kekuasaan di Kabul oleh Taliban pada 15 Agustus lalu mengundang perhatian dunia dan membawa tanda tanya besar akan masa depan perdamaian Afghanistan yang telah diupayakan oleh banyak pihak sebelumnya, melalui serangkaian dialog.

Taliban sendiri memastikan bahwa mereka akan membawa kembali stabilitas di Afghanistan. Taliban sendiri akan mengumumkan pemerintahan barunya di Afghanistan pada 3 September mendatang. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA