Baru-baru ini, jurubicara Taliban Suhail Shaheen buka suara dalam sebuah wawancara dengan saluran
Narasi Newsroom. Dia menuturkan, di masa lalu Indonesia telah mengambil peranan penting dalam upaya perdamaian dan rekonsiliasi di Afghanistan. Hal ini menunjukkan hubungan baik dan dekat antara dua negara.
Oleh karena itu, kata Shaheen, Taliban kini beraharap Indonesia juga tetap mengambil peranan penting dalam membangun kembali Afghanistan.
"Sekarang pasukan kami ada di Kabul mereka menjaga keamanan perundingan berlanjut dengan para pemimpin dan personel Afghanistan. Jadi mereka akan membutuhkan Indonesia untuk memainkan perannya dalam pembangunan perdamaian negara kami," kata Shaheen, dalam petikan wawancara tersebut.
Akan tetapi, Guru Besar hukum internasional Hikmahanto Juwana mengingatkan agar Indonesia berhati-hati dalam bersikap. Dia menekankan bahwa perlu dipastikan terlebih dulu bahwa apa yang disampaikan oleh jubir tersebut benar-benar mewakili Taliban.
"Mengingat saat ini
kan ada berbagai faksi di Taliban.
Nah khawatirnya yang disampaikan oleh jubir itu bukan merepresentasikan Taliban," kata Hikmahanto kepada
Kantor Berita Politik RMOL pada Rabu petang (1/9).
"Oleh karenanya, pemerintah Indonesia harus berhati-hati," sambungnya.
Akan tetapi, kata Hikmahanto, jika nanti Indonesia diminta secara resmi oleh Taliban untuk membantu upaya perdamaian di Afghanistan maka itu merupakan sebuah kehormatan.
"Namun pemerintah Indonesia juga harus bisa mengukur efektifitas yang akan diperankan bila menjadi juru damai," tekannya.
Pengambilalihan kekuasaan di Kabul oleh Taliban pada 15 Agustus lalu mengundang perhatian dunia dan membawa tanda tanya besar akan masa depan perdamaian Afghanistan yang telah diupayakan oleh banyak pihak sebelumnya, melalui serangkaian dialog.
Taliban sendiri memastikan bahwa mereka akan membawa kembali stabilitas di Afghanistan. Taliban sendiri akan mengumumkan pemerintahan barunya di Afghanistan pada 3 September mendatang.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: