Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani menjelaskan kepada publik bahwa pihaknya telah bekerja dengan Taliban untuk membuka kembali bandara Kabul sesegera mungkin.
"Kami bekerja sangat keras (dan) kami tetap berharap bahwa kami akan dapat mengoperasikannya sesegera mungkin. Mudah-mudahan dalam beberapa hari ke depan kami akan mendengar kabar baik," kata Al Thani pada hari Kamis (2/9) dalam konferensi pers bersama dengan Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab, sebagaimana dimuat
Al Jazeera.
Dia menambahkan bahwa Qatar memberikan bantuan teknis terkait pembukaan bandara bersama dengan Turki.
Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Raab mengatakan bahwa pihaknya mengakui bahwa ada kebutuhan untuk terlibat dengan Taliban di Afghanistan. Namun Inggris tidak memiliki rencana segera untuk mengakui pemerintah Taliban di Afghanistan.
Raab mengatakan, Inggris tidak akan mengakui Taliban "kapan saja di masa mendatang". Dia menekankan bahwa Inggris akan menilai Taliban dari tindakannya, bukan dari kata-kata yang mereka lontarka.
Bandara Kabul ditutup pekan ini karena mengalami kerusakan saat Amerika Serikat dan sekutunya mengevakuasi lebih dari 100 ribu orang selama beberapa waktu terakhir. Pasukan Amerika Serikat terakhir angkat kaki dari tanah Afghanistan pada Selasa (31/8), sejalan dengan batas waktu yang ditetapkan oleh Presiden Amerika Serikat Joe Biden.
Sejak saat itu, Taliban mengambilalih bandara dan menjalin komunikasi dengan Qatar dan Turki untuk meminta bantuan teknis agar bandara bisa segera kembali dibuka.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: