Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Tak Ingin Jadi "Gudang Pengungsi", Turki Tangkap Puluhan Migran Afghanistan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Jumat, 03 September 2021, 10:08 WIB
Tak Ingin Jadi "Gudang Pengungsi", Turki Tangkap Puluhan Migran Afghanistan
Proses evakuasi dari Afghanistan setelah Taliban merebut Kabul/Net
rmol news logo Turki telah berulang kali menyatakan kejemuannya sebagai negara penerima pengungsi. Sejak meningkatnya ketegangan di Afghanistan, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah menegaskan negaranya bukan "gudang pengungsi" bagi Eropa.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Awal pekan ini, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengulang kembali pernyataan Erdogan, dengan mengatakan pihaknya tidak bisa lagi menanggung beban menampung pengungsi baru dari Afghanistan.

"Kami sudah cukup melaksanakan tanggung jawab moral dan kemanusiaan menampung para migran," ujar Cavusoglu pada Senin (30/8).

Sejak gelombang pengungsi pertama pada 2015 dari Suriah dan Irak, Turki telah menyerap jutaan pengungsi. Puluhan ribu diambil alih oleh Uni Eropa. Sementara yang lainnya diterima Turki dengan dukungan keuangan dari Uni Eropa agar mereka tidak menyebrang ke Eropa.

Ketegasan Turki menolak pengungsi juga membuat puluhan warga Afghanistan berakhir ditahan.

Selama beberapa hari terakhir, Turki menangkap migran gelap dari Provinsi Van yang berbatasan dengan Iran. Itu merupakan jalan bagi orang-orang Afghanistan mengungsi ke Turki.

Dalam sebuah penangkapan, Turki menemukan 36 warga Afghanistan dan 6 warga Pakistan, dengan seorang penyelundup perdagangan manusia. Pada insiden serupa lainnya, Turki menangkap sekelompok orang lain yang mencoba menyeberang ke Bulgaria.

Turki sendiri berdalih pihaknya telah melindungi hampir 300 ribu orang Afghanistan, bahkan sebelum Taliban merebut kekuasaan.

Selain Turki, Yunani juga telah membangun pagar dan memasang sistem pengawasan di perbatasannya dengan Turki karena para migran menggunakan rute ini untuk menyeberang dari Turki ke Yunani dan lebih jauh ke negara-negara Eropa lainnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA