Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Menhan Ben Wallace: Inggris dan AS Bukan Lagi Negara Superpower

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Jumat, 03 September 2021, 10:28 WIB
Menhan Ben Wallace: Inggris dan AS Bukan Lagi Negara <i>Superpower</i>
Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace/Net
rmol news logo Penarikan pasukan dari Afghanistan yang memicu kebangkitan Taliban dan proses evakuasi yang kacau menunjukkan Amerika Serikat (AS) dan Inggris bukan lagi negara superpower atau adidaya di dunia.

Dalam sebuah wawancara dengan majalah Spectator baru-baru ini, Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace mengakui bahwa AS dan negaranya sendiri sudah tidak lagi memenuhi syarat sebagai negara adidaya.

Ketika ditanya mengenai proses penarikan pasukan dari Afghanistan, Wallace menggambarkan hal itu "jelas bukan definisi sebuah kekuatan negara adidaya".

"Tetapi negara adidaya yang juga tidak siap untuk bertahan pada sesuatu mungkin juga bukan negara adidaya. Ini jelas bukan kekuatan global, itu hanya kekuatan besar," tambahnya, tampaknya mengacu pada batas kekuatan AS.

Dari laporan The Guardian, orang-orang di lingkaran Wallace mengatakan, komentar sang menhan hanya ditujukan ke AS, di mana dominasinya di dunia semakin dipertanyakan.

Dalam pertanyaan lain, Wallace menjawab dengan menceritakan pengalamannya di militer, bahwa penarikan pasukan merupakan operasi yang sangat tidak terduga.

Ia sendiri mengaku terkejut ketika Taliban berhasil menguasai Herat tanpa perlawanan, yang berdasarkan pengalaman memiliki kekuatan resistensi yang besar terhadap kelompok itu.

"Saya pikir permainannya sudah selesai. Saya ingat kembali pada bulan Juli dengan alasan bahwa apa pun yang kami pikirkan, permainan sudah selesai dan kami harus melakukan apa yang kami bisa untuk mempercepat apa pun yang kami lakukan," ungkap Wallace.

Meski begitu, Wallace mengatakan, proses evakuasi dan penarikan pasukan cukup menguntungkan karena Taliban menuruti tuntutan untuk tidak mengganggu operasi tersebut.

"Mereka bisa saja menghujani mortir di (bandara). Anda hanya perlu satu atau dua mortir dan pesawat Anda berhenti terbang. jadi mereka bisa melakukan banyak hal di sekitar itu. Mereka tidak melakukannya," terangnya.

Wallace sebelumnya secara terbuka mengecam AS atas penanganannya terhadap situasi di Afghanistan. Secara khusus, ia menyalahkan perjanjian damai 2020 antara mantan Presiden AS Donald Trump dengan Taliban yang dianggap sebagai pemicu masalah. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA