Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Dengan Berpakaian Hitam, Pengunjuk Rasa Anti-Vaksin Serbu Kantor Regulator Medis London

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Sabtu, 04 September 2021, 07:19 WIB
Dengan Berpakaian Hitam, Pengunjuk Rasa Anti-Vaksin Serbu Kantor Regulator Medis London
Para pengunjuk rasa dan polisi di Canary Wharf pada Jumat 3 September 2021/Net
rmol news logo Kekacauan terjadi di pusat kota London pada Jumat (3/8), ketika pengunjuk rasa anti-vaksinasi bentrok dengan polisi saat mencoba menyerbu kantor Badan Pengawas Obat dan Produk Kesehatan (MHRA) di Canary Wharf.

Polisi Metropolitan kota London mengatakan para pengacau yang kebanyakan mengenakan pakaian hitam bertindak brutal menyerang aparat.

Scotland Yard, markas pusat bagi Metropolitan Police Service yang bertanggung jawab atas keamanan wilayah Greater London dalam cuitannya di akun resmi mengatakan bahwa para pengunjuk melakukan tindakan kekerasan kepada petugas yang menyebabkan empat orang terluka.

"Empat petugas kami terluka dalam bentrokan. Ini tidak bisa diterima. Kami tetap di tempat kejadian. Kami akan memberikan laporan lanjutan," ujar Scotland Yard, seperti dikutip dari AFP.

Penjaga keamanan menahan masuknya para pengunjuk rasa dengan menutup pintu putar dan memblokir semua akses masuk. Sebagian pengunjuk rasa nyaris berhasil menerobos sebelum polisi tiba dan menahan mereka.

Polisi menarik pentungan dan meminta bala bantuan ketika serangan semakin kuat meledakkan kekacauan yang mengerikan yang terekam di media sosial.

Dalam beberapa hari di minggu ini, demonstrasi terlihat menjadi lebih sering di kota London. Sebuah kelompok yang menamakan dirinya Suara Resmi mengatakan kepada para peserta di media sosial untuk melakukan pertemuan, berpakaian hitam, dan bertemu di stasiun bawah tanah Canary Wharf.

Para demonstran tanpa masker pelindung itu, berteriak bahwa mereka ada di sana "untuk melindungi generasi berikutnya".

MHRA adalah badan pemerintah yang bertanggung jawab untuk menyetujui vaksin virus corona.

Protes datang menjelang keputusan pemerintah tidak akan memperpanjang vaksinasi Covid untuk anak berusia 12 hingga 15 tahun dan akan melanjutkan upaya vaksinasi massal untuk orang dewasa, di mana lebih dari tiga perempatnya telah menerima dua dosis suntikan yang disetujui. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA