Wakil Menteri Luar Negeri Ukraina Emine Dzheppar pada Sabtu malam (4/9) menggambarkan penangkapan tersebut merupakan penindasan massal terhadap warga Ukraina.
"Sudah ada 50 tahanan di Krimea, kerabat, teman, aktivis, termasuk 2 jurnalis sipil, yang datang ke gedung Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) untuk menanyakan nasib 5 Tatar Krimea yang ditahan sesaat sebelumnya,†kata Dzheppar di Twitter, seperti dikutip
Anadolu Agency, Minggu (5/9).
Tatar Krimea sendiri merupakan kelompok etnis Turki yang tinggal di Krimea, menggunakan bahasa Tatar Krimea. Meski begitu, saat ini mereka juga telah berdiaspora ke berbagai negara.
"Penindasan massal terhadap warga Ukraina adalah tindakan balas dendam atas Platform Krimea,†tambahnya.
Lewat pernyataan sebelumnya, Dzheppar mengatakan serangkaian penangkapan Tatar Krimea baru-baru ini oleh otoritas Rusia merupakan gelombang penindasan lain di Krimea.
Menurut organisasi hak asasi manusia, Rusia melakukan penggerebekan ke rumah-rumah milik etnis Tatar Krimea, dan menculik lima orang.
Salah satu dari mereka yang diculik adalah Nariman Dzhelyal. Ia merupakan politisi, jurnalis, guru, ilmuwan politik Tatar Krimea Ukraina.
Pada Sabtu (4/9), Presiden Majelis Nasional Tatar Krimea Refat Chubarov mengkonfirmasi penangkapan Dzhelyal di media sosial.
Krimea menjadi ketegangan antara Ukraina dan Rusia sejak 2014, ketika Rusia mencaplok wilayah itu setelah referendum kontroversial.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: