Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pemuda Ini Sukses Kirimkan Cahaya untuk Desanya di Malawi, Negara dengan Listrik Paling Rendah di Dunia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Senin, 06 September 2021, 07:03 WIB
Pemuda Ini Sukses Kirimkan Cahaya untuk Desanya di Malawi, Negara dengan Listrik Paling Rendah di Dunia
Colrerd Nkosi mengarahkan pipa air ke turbin bertenaga air yang ia rancang di dekat desa Yobe Nkosi, Malawi utara, pada 23 Agustus 2021/Net
rmol news logo Tidak banyak pemuda desa yang telah menempuh pendidikan tinggi di kota, kembali lagi untuk membangun desanya. Pemuda Malawi ini adalah salah satu dari yang sedikit itu.

Colrerd Nkosi dibesarkan di sebuah desa bernama Yobe Nkosi yang tidak tersentuh listrik, seperti kebanyakan desa-desa di Malawi. Ia kemudian melanjutkan pendidikan menengahnya di Mzimba, yang berjarak 40 Km dari desanya.

Begitu masa pendidikan selesai ia kembali ke desanya dengan membawa misi untuk mengubah desanya menjadi lebih baik.

Saat kembali ke desa, Colrerd tahu dia tidak bisa lagi hidup tanpa listrik. Dia memutuskan untuk memanfaatkan aliran  sungai yang deras yang mengalir melewati rumahnya. Dia memasukkan sepedanya ke sungai dan menemukan kekuatan air memutar pedal.

Setelah bereksperimen dengan dinamo, Colrerd menggunakan mesin pemipil jagung tua (mesin yang menyaring biji jagung dari tongkolnya) untuk membuat turbin yang kuat. Daya yang dihasilkan dibawa melalui kabel logam yang digantung di antara pepohonan.

Tanpa pelatihan khusus sebagai tukang listrik, ternyata ia berhasil mengalirkan listrik ke rumahnya dari Sungai Kasangazi di dekat rumahnya itu. Kabar ini langsung menggema, membuat tetangga-tetangganya takjub.

Ia kemudian memutuskan untuk menyediakan listrik ke seluruh desa tanpa membebankan biaya kecuali hanya untuk perawatan.

Memiliki listrik berarti anak-anak sekolah tidak lagi harus mengerjakan pekerjaan rumah mereka dengan penerangan lilin, seperti yang dialami Colrerd ketika ia tumbuh dewasa.

"Begitu desa dan sekolah memiliki listrik ... orang tidak akan lagi menebang pohon [untuk] arang," kata Colrerd, 23 tahun, seperti dituliskan AFP.

Colrerd Nkosi berharap masyarakat mulai membatasi penggunaan arang dan memungkinkan siswa di desanya memiliki penerangan untuk belajar.

Masyarakat di desa itu sangat berterima kasih kepada Colrerd. Mereka bisa melakukan banyak hal dengan adanya aliran listrik.

Penemuannya itu juga menarik perhatian otoritas setempat. Kementerian Energi telah berjanji untuk membantu membangun saluran listrik yang aman dan andal untuk mengalirkan listrik ke 18.000 penduduk di daerah itu.

Hidup tanpa listrik adalah kenyataan yang dialami sekitar 85 persen  umah tangga di Malawi, menurut Lembaga Pembangunan Internasional, USAID. Di beberapa desa seperti Yobe Nkosi, begitu matahari terbenam, semua aktivitas berhenti.

Hanya 11 persen dari 19 juta penduduk Malawi yang memiliki akses listrik, Malawi menjadi salah satu negara dengan listrik paling rendah di dunia, menurut Sustainable Energy for All, sebuah kelompok kampanye yang didukung oleh PBB.

Selama beberapa tahun, harga listrik telah meningkat. Maret lalu, Otoritas Pengatur Energi Malawi (MERA) memerintahkan kenaikan 10,6 persen. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA