Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Ketika Afrika Kesulitan Dapat Suntikan Pertama, Israel Siapkan Dosis Keempat Vaksin Covid-19

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Senin, 06 September 2021, 10:18 WIB
Ketika Afrika Kesulitan Dapat Suntikan Pertama, Israel Siapkan Dosis Keempat Vaksin Covid-19
Vaksin Covid-19/Net
rmol news logo Israel menjadi satu di antara sedikit otoritas yang memulai vaksinasi booster atau dosis ketiga. Meski dosis ketiga sendiri masih menjadi kontroversi, Israel saat ini justru bersiap untuk dosis keempat.

Rencana itu disampaikan oleh Kepala Satgas Khusus Covid-19 Israel Salman Zarka dalam sebuah wawancara, seperti dikutip The Times of Israel, Senin (6/9).

Mengingat virus itu ada di sini dan akan terus ada di sini, kami juga perlu mempersiapkan suntikan keempat," ujarnya.

Hingga Jumat (3/9), Israel telah memvaksinasi lebih dari 2,5 juta orang dengan dosis ketiga vaksin Covid-19.

Sejauh ini belum diketahui kapan dosis keempat akan diberikan. Namun Zarka menjelaskan, booster itu penting untuk meningkatkan perlindungan dari varian baru Covid-19, seperti varian Delta.

"Inilah hidup kita mulai sekarang, bergelombang," katanya.

Di sisi lain, masih banyak negara, terutama di Afrika, yang masih kesulitan mendapatkan vaksinasi Covid-19, bahkan dosis pertama. Hanya 2 persen di Afrika yang mendapatkan suntikan vaksin. Jutaan perawat dan petugas kesehatan yang berisiko juga banyak yang belum mendapatkan dosis pertama.

Kesenjangan vaksin yang didominasi negara-negara kaya ini dikritisi oleh mantan Perdana Menteri Inggris Gordon Brown dalam sebuah artikel yang ditulisnya pada Sabtu (4/9).

"Vaksin telah menyelamatkan 80 ribu nyawa di Inggris, tetapi dengan menolak vaksin (yang merupakan kelebihan di sini) ke negara-negara miskin adalah noda pada hati nurani dunia dan merupakan bencana kegagalan moral dalam kerjasama internasional," tegasnya.

"Jika dunia adalah satu negara, maka akan dinyatakan sebagai negara gagal," imbuh dia. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA