Lewat pertemuan virtual dengan Menteri Luar Negeri Wunna Maung Lwin pada Minggu (5/9), Utusan Khusus ASEAN untuk Myanmar Erywan Yusof mengusulkan gencatan senjata.
"Ini bukan gencatan senjata politik. Ini adalah gencatan senjata untuk memastikan keselamatan, (dan) keamanan pekerja kemanusiaan dalam upay mereka mendistribusikan bantuan dengan aman," kata Erywan, seperti dikutip
Reuters.
Erywan juga telah menyampaikan proposalnya secara tidak langsung kepada partai-partai yang menentang kekuasaan militer.
"Mereka tidak memiliki perbedaan pendapat dengan apa yang saya katakan, sehubungan dengan gencatan senjata," tambahnya.
Dalam sebuah wawancara dengan
Reuters pada Sabtu (4/9), Erywan mengatakan dia masih bernegosiasi dengan militer mengenai persyaratan kunjungan yang dia harapkan sebelum akhir Oktober.
Ia juga mengatakan pihaknya mengupayakan akses untuk bertemu dengan pemimpin sipil yang terguling, Aung San Suu Kyi.
"Yang kami serukan saat ini adalah agar semua pihak menghentikan kekerasan, terutama yang berkaitan dengan distribusi bantuan kemanusiaan," ucap Erywan.
Menurutnya, negara-negara ASEAN dan mitra dialog telah menjanjikan bantuan sebesar 8 juta dolar AS untuk Myanmar.
Myanmar jatuh ke dalam krisis sejak militer melakukan kudeta pada Februari lalu. Militer berdalih kudeta dilakukan lantaran pemilu yang digelar tahun lalu penuh kecurangan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: