Wakil komisaris Biro Polisi Metropolitan (MPB) Mayjen Pol Piya Tawichai, mengatakan dua protes terjadi pada hari Senin, satu di persimpangan Asok yang dipimpin oleh pemimpin baju merah Nattawut Saikuar dan satu lagi di persimpangan Din Daeng yang dipimpin oleh kelompok Thalu Gas.
Adegan kekerasan terlihat saat kelompok Thalu Gas bentrok dengan polisi anti huru hara. Para demonstran yang didominasi anak muda itu menduduki sebagian jalan, mereka melemparkan kelereng dan benda-benda keras, serta bahan peledak rakitan, bom pipa, bom pembakar, dan petasan, ke gedung-gedung negara bagian dan swasta di dekatnya.
Mereka juga dilaporkan membakar properti negara, termasuk panel kontrol sirkuit dari drainase air utama dan terowongan mitigasi banjir.
Mayjen Polisi Piya mengatakan Departemen Drainase dan Pembuangan Air Limbah Balai Kota sedang menilai kerusakan dan mencari tindakan hukum terhadap para pelakunya.
"Mereka bahkan tidak bisa disebut pengunjuk rasa, korban, atau aktivis politik. Mereka pelanggar hukum, lugas dan sederhana," katanya, seperti dikutip dari
Bangkok Post, Rabu (7/9).
Sejak Juli tahun lalu, polisi telah mengidentifikasi 684 pengunjuk rasa, 427 di antaranya ditangkap dalam 179 kasus terkait protes. Polisi juga menyita 115 sepeda motor mereka.
Pengunjuk rasa anti-pemerintah secara rutin berkumpul di persimpangan Asok untuk menekan Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha agar mundur.
Pada Senin, pengunjuk rasa menjatuhkan sejumlah besar kertas berisi tuntutan protes mereka dari skywalk di atas persimpangan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: