Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Utamakan Negara Miskin, WHO Minta Program Suntikan Booster Vaksin Dihentikan Hingga Akhir Tahun

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Kamis, 09 September 2021, 14:57 WIB
Utamakan Negara Miskin, WHO Minta Program Suntikan Booster Vaksin Dihentikan Hingga Akhir Tahun
Ilustrasi/Net
rmol news logo Sejumlah negara saat ini mulai mengampanyekan booster atau suntikan tambahan inokulasi Covid-19, di saat sementara di beberapa negara lainnya mereka menderita kekurangan pasokan vaksin.

Hal ini tampaknya disadari betul oleh Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Dalam pernyataan terbarunya, ia mendorong agar negara-negara di dunia menghentikan program suntikan vaksin tambahan Covid-19 hingga tahun depan. Ia beralasan dosis tambahan harus diberikan ke negara-negara berpenghasilan rendah dan bukan untuk memvaksinasi orang yang sehat.

“Saya menyerukan perpanjangan moratorium (penguat) hingga setidaknya akhir tahun, untuk memungkinkan setiap negara memvaksinasi setidaknya 40 persen dari populasinya,” kata Tedros pada briefing hari Rabu, seperti dikutip dari AFP.

Dia menambahkan bahwa sementara hampir semua negara kaya telah mencapai ambang batas vaksinasi 10 persen, dan sekitar dua pertiga mencapai angka 40%, tidak ada satu pun negara berpenghasilan rendah yang mencapai kedua target tersebut.

"90 persen negara berpenghasilan tinggi telah mencapai 10 persen target vaksinasi Covid-19, 70 persen lebih telah mencapai target 40 persen. Tidak ada 1 negara berpenghasilan rendah yang mencapai kedua target tersebut. Inilah sebabnya saya menyerukan perpanjangan moratorium booster hingga akhir 2021," cuit Tedros di Twitter.

Kepala WHO mengakui bahwa mungkin ada kebutuhan untuk memberikan dosis tambahan kepada orang-orang dengan sistem kekebalan yang lemah atau yang tidak lagi memproduksi antibodi, tetapi bersikeras bahwa, untuk saat ini, booster tidak boleh diberikan kepada mereka yang relatif sehat dan sudah divaksinasi.

"Kami tidak ingin melihat meluasnya penggunaan booster untuk orang sehat yang divaksinasi lengkap," ujarnya.

“Saya tidak akan tinggal diam ketika perusahaan dan negara yang mengontrol pasokan vaksin global berpikir bahwa orang miskin dunia harus puas dengan sisa vaksin,” kata Tedros. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA