Dalam kesempatan tersebut, pertama-tama Menteri Luar Negeri Australia, Marise Payne yang hadir dengan Menteri Pertahanan, Peter Dutton, menyampaikan permintaannya kepada Indonesia agar ikut berperan dan menyuarakan hak perempuan di Afghanistan.
"Kami juga membahas Afghanistan dan kebutuhan rezim yang dikuasai Taliban untuk menghormati hak-hak perempuan untuk terlibat," ujar Payne dalam jumpa pers usai pertemuan di Gedung Pancasila, Jalan Taman Pejambon, Senen, Jakarta Pusat, Kamis (9/9).
Menjawab permintaan Payne, Menlu Retno mengatakan sikap Indonesia yang kini masih mengamati kondisi politik di Afghanistan, yang mana tengah membentuk pemerintahan sementara.
Namun dirinya menekankan bahwa Indonesia berharap Afghanistan tidak dijadikan tempat pembibitan dan pelatihan aktivitas teroris oleh organisasi-organisasi yang mengancam perdamian dan stabilitas di kawasan.
"Indonesia juga berharap hak asasi manusia, khususnya hak-hak perempuan dan anak-anak perempuan terus dihormati dan diangkat," ucap Retno.
Sementara khusus untuk pembahasan Myanmar, Retno menyebutkan komitmen pemerintah Indonesia memberikan bantuan kemanusian kepada rakyat di sana. Selain itu, ia juga menyampaikan informasi lanjutan mengenai kerja ASEAN menangani krisis di Myanmar.
Namun ia menegaskan, keselamatan dan keamanan sangat penting dalam memastikan keberhasilan pengiriman bantuan kemanusiaan. Di mana hal itu digarisbawahi dalam penerapan lima poin konsensus soal Myanmar oleh negara-negara ASEAN.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: