Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Terungkap Kebohongan Besar Pentagon: Serangan Drone di Kabul Tidak Menewaskan Anggota ISIS-K, Melainkan Pekerja Bantuan LSM

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Sabtu, 11 September 2021, 08:31 WIB
Terungkap Kebohongan Besar Pentagon: Serangan Drone di Kabul Tidak Menewaskan Anggota ISIS-K, Melainkan Pekerja Bantuan LSM
Serangan drone di Kabul pada 29 Agustus 2021/Net
rmol news logo Kabar mengejutkan datang dari hasil investigasi New York Times atas peristiwa serangan drone AS di Kabul yang semula diklaim Pentagon menewaskan anggota ISIS-K.

Menurut penyelidikan tersebut serangan pesawat tak berawak AS di Kabul pada 29 Agustus lalu tidak membunuh teroris berbahaya yang mengendarai bom mobil seperti klaim selama ini. Melainkan menargetkan seorang pekerja bantuan Afghanistan yang dipekerjakan oleh sebuah LSM Amerika beserta dua anggota keluarganya dan tujuh orang anak.

Sebelumnya, versi resmi Pentagon mengatakan bahwa serangan pesawat tak berawak itu menargetkan sebuah Toyota putih milik Negara Islam Khorasan (ISIS-K), sebuah kelompok teroris yang mengambil pujian atas pembunuhan 13 tentara AS dan 170-plus warga sipil Afghanistan di bandara Kabul beberapa hari sebelumnya.

Beberapa pejabat mengklaim bahwa 'ledakan sekunder' membuktikan mobil itu telah dipasangi bahan peledak.

Sementara penyelidikan visual NYT yang diterbitkan Jumat (10/9), tidak menemukan jejak ledakan sekunder, dan hanya pecahan rudal Hellfire yang menewaskan Zemari Ahmadi, keluarganya, dan tujuh orang anak.

Outlet tersebut melakukan wawancara dengan para penyintas di lapangan, memeriksa rekaman kamera keamanan dan citra satelit, dan menggabungkan semuanya dalam video berdurasi 10 menit.

Ahmadi, telah bekerja selama 14 tahun di Nutrition & Education International, sebuah LSM Amerika yang mendirikan pabrik kedelai dan mendistribusikan makanan kepada warga Afghanistan yang kekurangan gizi. Dia menjalani hari yang normal pada 29 Agustus, hari itu, menjemput rekan-rekannya dalam perjalanan untuk sarapan dan kantor LSM di lingkungan Karte Seh, Kabul.

Apa yang ditafsirkan militer AS sebagai serangkaian 'gerakan mencurigakan' sebenarnya adalah kegiatan biasa dalam kehidupan Ahmadi. Lima pria yang berada di dalam mobil bersama Ahmadi mengatakan hal itu kepada NYT.  

Sedangkan 'Paket Mencurigakan' yang disebut AS ternyata hanyalah kontainer berisi air yang diangkut Ahmadi ke dalam mobil dari kantornya, karena lingkungannya mengalami kekurangan air.

Saat Ahmadi pulang, mobil dikerumuni anak-anak tetangga yang memang biasa menyambutnya.

Namun, tim penyerang pesawat tak berawak mengklaim bahwa mereka hanya melihat satu pria dewasa saat drone terarah. Drone MQ-9 Reaper kemudian menembakkan satu rudal Hellfire seberat 20 pon ke mobil Ahmadi.

Militer AS lalu mengklaim ledakan sekunder besar membuktikan mobil itu sebenarnya sebuah bom yang dimaksudkan untuk membunuh orang Amerika di bandara. Salah satu orang yang mengatakan demikian adalah Ketua Kepala Staf Gabungan Jenderal Mark Milley.

"Pada titik ini, kami berpikir bahwa prosedur telah diikuti dengan benar, dan itu adalah serangan yang benar," kata Milley kepada wartawan pada 1 September lalu, setelah pengangkutan udara AS dari Kabul berakhir.

NYT, bagaimanapun, mengatakan reporternya menunjukkan foto dan video dari tempat kejadian kepada tiga ahli, yang semuanya setuju bahwa kerusakan itu konsisten dengan satu serangan Hellfire.

Hanya beberapa hari sebelum kematiannya, Ahmadi telah mengajukan permohonan visa khusus untuk beremigrasi ke AS bersama keluarganya. Malang, rencana Ahmadi untuk pergi ke AS harus berakhir setelah serangan drone menghancurkan tubuhnya. Ia terbunuh dalam serangan yang diklaim AS sebagai 'penumpasan fasilitator ISIS-K'. Padahal Ahmadki bukan anggota ISIS-K!

Media lokal dan Taliban meluruskan berita itu bahwa serangan itu menewaskan warga sipil, bukan anggota ISIS-K.

Seminggu setelah serangan, media Rusia RT berbicara dengan adik Zemari Ahmadi, Emal, yang selamat dari serangan karena dia berada di luar lokasi ledakan. Dia menggambarkan saat-saat mengerikan setelah rudal Hellfire menghantam halaman mereka, membunuh beberapa anggota keluarganya, dan melukai belasan lainnya.

Emal menyebut Amerika "pembohong berat" karena menuding saudaranya entah bagaimana terkait dengan ISIS-K. Emal mengatakan, tidak ada satu pun pihak yang mau meluruskan berita itu. Tidak menunjukkan minat untuk memeriksa lokasi kejadian dan mencari tahu fakta sebenarnya.

Kerabat Ahmadi, Jamshid Yousoufi, yang putrinya juga menjadi korban dalam serangan itu nampak emosional saat berbicara kepada media RT. Putrinya yang  berusia 2 tahun saat itu sedang mengunjungi keluarga Ahmadi.

“Tanpa bukti apa pun, tanpa penyelidikan apa pun, mereka menyerang kami dan membunuh anak-anak kami, dan kami tidak akan pernah memaafkan mereka,” kata Yousoufi. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA