Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Temukan Kasus Campak Di Antara Pengungsi Afghanistan, AS Tunda Proses Evakuasi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Sabtu, 11 September 2021, 10:34 WIB
Temukan Kasus Campak Di Antara Pengungsi Afghanistan, AS Tunda Proses Evakuasi
Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki/Net
rmol news logo Washington kembali menunda menerbangkan pengungsi Afghanistan ke AS, kali ini penyebabnya karena empat kasus campak yang ditemukan di antara penumpang yang sudah tiba di Amerika lebih dulu.

Penundaan tersebut juga sudah dikonfirmasi Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki mengumumkan pada hari Jumat (10/9). Dia mengatakan penundaan tersebut sesuai saran yang diberikan Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) AS.

"Empat kasus campak telah didiagnosis di antara warga Afghanistan yang baru saja tiba di AS," kata Psaki, seperti dikutip dari AFP, Sabtu (11/9).

Kasus-kasus itu dilaporkan terdeteksi pada pengungsi yang telah diterbangkan ke Bandara Internasional Dulles di Virginia.

Psaki mengatakan bahwa vaksinasi campak saat ini diperlukan untuk semua warga Afghanistan yang naik penerbangan tujuan AS.

"Selain itu, imunisasi seperti vaksin MMR – campak, gondong, dan rubella – ditawarkan kepada warga Afghanistan di pangkalan militer di AS," kata Psaki.

"Pemerintah sedang menjajaki kemungkinan untuk memvaksinasi warga Afghanistan sementara mereka masih menunggu untuk diangkut ke AS di negara ketiga," tambahnya.

Sekitar 50.000 pengungsi dari Afghanistan telah tiba di Amerika Serikat sejak Taliban mengambil alih kendali negara itu. Mereka tersebar di sekitar setengah lusin pangkalan militer AS, dan tidak jelas apakah semuanya telah divaksinasi dan apakah ada rencana untuk mengujinya kembali.

Satu kasus campak telah diidentifikasi di Fort McCoy di Wisconsin pada Selasa, di mana ribuan pengungsi Afghanistan dikirim sebelum pemukiman mereka di Amerika Serikat.

Fox News, mengutip dokumen internal, melaporkan bahwa pangkalan Angkatan Darat telah berhenti menerima pengungsi baru, tetapi juru bicara Satuan Tugas McCoy mengatakan kepada outlet itu bahwa mereka masih memproses warga Afghanistan.

Pangkalan tersebut saat ini menampung 8.000 pengungsi dan memiliki ruang untuk sebanyak 13.000 orang.

Virus campak sangat menular, dan meskipun jarang serius di negara maju, di mana virus ini telah diberantas, dilaporkan sebagai salah satu pembunuh utama anak-anak di Afghanistan. Negara ini memiliki jumlah kasus campak tertinggi ketujuh di dunia, menurut CDC. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA