Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kepala Intel MI5: Taliban Berkuasa, Peristiwa 9/11 Mungkin Akan Terjadi Lagi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Sabtu, 11 September 2021, 10:52 WIB
Kepala Intel MI5: Taliban Berkuasa, Peristiwa 9/11 Mungkin Akan Terjadi Lagi
Direktur Jenderal Dinas Keamanan Inggris (MI5) Ken McCallum/Net
rmol news logo Pengambilalihan Taliban atas Afghanistan disebut akan memberikan dorongan moral kepada para ekstremis yang merencanakan serangan di tempat lain, bahkan risiko serangan lain seperti 9/11 mungkin akan terjadi lagi.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Pernyataan tersebut disampaikan Direktur Jenderal Dinas Keamanan Inggris (MI5) Ken McCallum, pada Jumat (10/9), sehari jelang peringatan 20 tahun serangan 9/11 al-Qaeda di AS.

"Saat kita mendekati peringatan ke-20 peristiwa 9/11, kita masih menghadapi sejumlah besar risiko, yang bahkan datang kepada kita lebih cepat dan lebih tak terduga," kata Mr McCallum kepada BBC dalam sebuah wawancara.

Setiap minggu aparat berwenang memberi pengarahan tentang ancaman paling langsung terhadap kehidupan dan itu berarti membutuhkan kewaspadaan, apalgi ancaman teroris cenderung tidak berubah dalam semalam.  

Kelompok-kelompok jihad, katanya, juga akan berusaha menggambarkan penarikan pasukan sebagai kemenangan propaganda untuk mencoba melakukan perekrutan dan juga untuk “mengilhami” penembakan dan pengeboman oleh individu-individu yang terindoktrinasi.

Berbicara di markas MI5 Thames House di London, McCallum memperingatkan agar tidak memprediksi dan mengira-ngira apa yang mungkin terjadi di Afghanistan. Namun, dia mengakui: “Kelompok teroris akan sering berusaha memanfaatkan ruang yang tidak diatur untuk memajukan agenda mereka. Jika kantong-kantong ruang yang tidak diatur terbuka, maka beberapa kelompok teroris dapat mendirikan fasilitas pelatihan seperti yang telah kita lihat di masa lalu.

Taliban menguasai Afghanistan pada 15 Agustus dan AS menarik pasukan dan pejabat terakhirnya dari negara itu pada 31 Agustus, mengakhiri lebih dari 20 tahun kehadiran Amerika di tanah konflik itu.

Sejak itu komunitas internasional khawatir peristiwa tersebut akan membuat Afghanistan menjadi surga bagi terorisme. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA