Raisi yang senang dengan kunjungan itu mengatakan bahwa negaranya siap untuk mengembangkan hubungan baik Iran-Irak.
"Saya berharap terlepas dari tujuan musuh kedua negara, kami akan menyaksikan perluasan hubungan baik antara Iran dan Irak," kata Raisi, dalam pidatonya saat melakukan konferensi pers bersama Al-Khedimi di Teheran, seperti dikutip dari Reuters.
Raisi mengatakan Irak telah setuju untuk membebaskan visa bagi peziarah Iran ke tempat-tempat suci Syiah di Irak akhir bulan ini pada kesempatan Arbaeen, yaitu hari peringatan keagamaan yang menandai berakhirnya masa berkabung 40 hari untuk Imam Hussein, cucu Nabi Muhammad.
"Keputusan juga dibuat tentang masalah keuangan kedua negara yang harus diadopsi," kata Raisi, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Irak adalah negara yang bergantung pada Iran untuk memenuhi kebutuhan gas dan listrik di negaranya. Namun baru-batu ini proses impor menjadi tidak teratur karena adanya masalah tunggakan pembayaran.
Perusahaan gas negara Iran mengatakan akhir tahun lalu bahwa mereka telah memangkas pasokan ke Irak lebih dari 6 miliar dolar AS tunggakan, menempatkan Baghdad dan kota-kota lain pada risiko kekurangan listrik.
Kementerian kelistrikan Irak mengatakan bulan lalu bahwa pasokan gas Iran ke wilayah tengah berkurang dari 3 juta menjadi 2 juta meter kubik per hari, sedangkan ke wilayah selatan dikurangi dari 17 juta menjadi 5 juta meter kubik per hari.
Irak telah menjadi arena persaingan antara Iran di satu sisi dan Amerika Serikat, serta Israel dan negara-negara Teluk Arab di sisi lainnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: