Deinega, yang berasal dari kota pelabuhan Novorossiisk di Laut Hitam Rusia, adalah salah satu penentang Vladimir Putin yang paling vokal dan mengambil bagian dalam demonstrasi Januari yang mendukung pemimpin oposisi yang dipenjara Aleksei Navalny.
Ia ditangkap saat melakukan aksi demonstrasi pro-Navalny dan dipukuli habis-habisan oleh polisi.
Ia kemudian mendokumentasikan luka yang ia dapat tapi kemudian ia menjadi sasaran polisi yang menangani kasus ekstremisme. Polisi memanggilnya dan memperingatkannya tentang kemungkinan konsekuensi dari kegiatan ekstremisnya itu.
Pintu gerbang rumahnya pun menjadi sasaran vandalisme dengan tulisan besar-besar: "Go Away, Scumbags!"
Menurut Deinega, polisi tidak melakukan penyelidikan atas vandalisme tersebut meskipun dia secara resmi telah mengajukan pengaduan.
“Pada bulan Juli, pekerja sosial mulai mengunjungi sekolah anak kami. Mereka bertanya-tanya kepada guru anak kami yang tertua tentang kondisi orangtuanya, alamat tinggalnya, pekerjaannya, dan sebagainya," urai Deinega, menambahkan bahwa itu sangat aneh.
Kemudian pada 19 Agustus, Dinas Keamanan Federal memanggil Deinega, memberinya peringatkan bahwa mereka memiliki cukup bahan untuk meluncurkan penyelidikan terhadapnya atas tuduhan apa pun yang mereka mau.
Kepada Media Radio Liberty, Deinega mengatakan ia harus menyelamatkan keluarganya ketika ancaman mulai terlalu sering ia temui.
Deinega dan keluarganya tiba di Amerika Serikat pada awal September. Dia mengatakan dia telah meminta suaka politik.
Saat ini, pihak berwenang AS sedang memeriksa apakah dia menghadapi ancaman atau penganiayaan di Rusia.
Dalam beberapa bulan terakhir, beberapa aktivis oposisi, pembela hak, dan jurnalis independen telah meninggalkan Rusia dengan alasan mendapat tekanan dan ancaman.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: