Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Tepis Keresahan Dunia atas Kekhawatiran Nasib Perempuan Afghanistan, PM Pakistan: Wanita Afghanistan Kuat, Mereka akan Mendapatkan Haknya

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Kamis, 16 September 2021, 06:50 WIB
Tepis Keresahan Dunia atas Kekhawatiran Nasib Perempuan Afghanistan, PM Pakistan: Wanita Afghanistan Kuat, Mereka akan Mendapatkan Haknya
Perdana Menteri Pakistan Imran Khan/Net
rmol news logo Kritikan dan keraguan terhadap Taliban bahwa kelompok itu akan mengabaikan hak-hak perempuan mendapat tanggapan dari Perdana Menteri Pakistan Imran Khan.

Dalam sebuah wawancara bersama CNN yang dirilis pada Rabu (15/9), Khan mengatakan dunia harus memberi waktu kepada Taliban untuk mewujudkan hak asasi manusia yang setara di Afghanistan dan melindungi mereka.

Masyarakat intenasional, katanya, harus mengambil pendekatan berbasis insentif ketika berhadapan dengan kelompok itu.

“Adalah kesalahan untuk berpikir bahwa seseorang dari luar akan memberikan hak-hak perempuan Afghanistan. Wanita Afghanistan kuat. Beri waktu untuk Taliban! Mereka akan memberikan hak-hak perempuan," ujar Khan.

Taliban berhasil menguasai Afghanistan pada 15 Agustus dan tak lama setelah itu mereka mengumumkan pemerintahan sementara yang semuanya laki-laki dan terdiri dari tokoh-tokoh kelompok senior.

Sejak mengambil alih pemerintahan, kelompok tersebut meluncurkan serangan pesona untuk merehabilitasi citra garis keras mereka di era 1996-2001, ketika perempuan tidak diizinkan meninggalkan rumah mereka tanpa pendamping laki-laki, harus bercadar, dan tidak diizinkan bekerja di sebagian besar pekerjaan. kecuali di bidang kesehatan.

Taliban juga menjanjikan amnesti kepada warga Afghanistan yang bekerja untuk pemerintah asing dan berjanji untuk melindungi hak-hak perempuan kali ini.

Namun, keraguan akan komitmennya untuk melibatkan perempuan kembali muncul setelah dalam kabinet Taliban yang baru diumumkan mereka tidak memasukkan seorang wanita, bahkan Kementerian Urusan Wanita tampaknya dibubarkan.

Taliban juga diketahui memisahkan antara siswa laki-laki dan perempuan di lembaga pendidikan, memisahkan mereka dengan tirai di beberapa kelas, dan menetapkan ruang kelas terpisah untuk setiap jenis kelamin dalam kasus lain.

Tokoh senior Taliban, Waheedullah Hashimi, lebih jelas lagi saat mengatakan kepada Reuters pada hari Senin bahwa perempuan tidak boleh diizinkan bekerja bersama laki-laki. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA