Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Vaksinasi Tembus 100 Juta Dosis, World Bank: Pemerintah Indonesia Layak Dapat Pengakuan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Jumat, 17 September 2021, 08:25 WIB
Vaksinasi Tembus 100 Juta Dosis, World Bank: Pemerintah Indonesia Layak Dapat Pengakuan
Vaksinasi Covid-19/Net
rmol news logo Akhir bulan lalu, Indonesia mencapai tonggak sejarah dalam proses vaksinasi Covid-19 dengan mencatat sudah memberikan 100 juta dosis. Dengan begitu, Indonesia menjadi salah satu dari hanya tujuh negara yang sudah mencapai prestasi itu.

Sebagai negara paling terkena dampak Covid-19, dengan 270 juta populasi dan geografi kepulauan yang menantang, Indonesia mendapatkan pujian dari World Bank.

Selain pujian, pencapaian Indonesia juga menjadi pelajaran, seperti artikel yang ditulis oleh Direktur World Bank untuk Indonesia dan Timor Leste Satu Kahkonen dan Manager Kesehatan, Nutrisi dan Populasi World Bank untuk Asia Timur dan Pasifik Aparnaa Somanathan di situs resmi organisasi itu.

Artikel itu berjudul "Indonesia has passed 100 million COVID-19 vaccine doses. What can we learn?", dan dirilis pada Jumat (17/9).

"Pemerintah Indonesia layak mendapat pengakuan," tulis mereka.

Kahkonen dan Somanathan menekankan, pemerintah Indonesia telah berhasil mengoordinasikan sumber daya kesehatan di seluruh negeri, dan mengalokasikan 14,9 miliar dolar AS unttuk penanganan sektor kesehatan.

Dengan anggaran tersebut, Indonesia menjadi salah satu negara pertama di dunia yang menggratiskan vaksinasi Covid-19 bagi penduduk dewasanya.

Setidaknya ada dua hal yang dipelajari World Bank atas pencapaian vaksinasi di Indonesia yang cukup memuaskan.

"Indonesia menyadari pentingnya vaksinasi tepat waktu untuk mengurangi dampak pandemi dan bekerja cepat untuk mendapatkan vaksin yang cukup bagi penduduknya segera setelah tersedia," ujar mereka.

Ketika dunia mengalami kekurangan vaksin, mereka mengatakan, Indonesia mampu mengamankan pasokan yang stabil dan justru meningkatkan program vaksinasi.

Faktor lainnya yang disoroti oleh Kahkonen dan Somanathan adalah pembiayaan yang adaptif, memadai, dan fleksibel.

"Mengkoordinasikan sumber daya untuk memerangi pandemi itu mahal, kompleks, dan dinamis, karena prioritas terus berubah. Pemerintah telah membuat komitmen yang signifikan untuk sektor kesehatan, untuk pemulihan ekonomi, dan terhadap mitigasi dampak sosial, yang sejauh ini telah mencapai lebih dari 50 miliar dolar AS," lanjut mereka.

Komitmen itu didapatkan pemerintah dari re-prioritas dan mobilisasi sumber daya eksternal, salah satunya World Bank yang sudah menawarkan pembiayaan darurat untuk respons Covid-19 ke Indonesia sejak awal Maret 2020.

Atas permintaan pemerintah Indonesia, pembiayaan disalurkan melalui operasi Program for Result. Model pembiayaan ini menawarkan fleksibilitas yang lebih besar untuk mencapai hasil, sembari memastikan pengeluarkan diprioritaskan dan akuntabel.

"Pendekatan ini telah memberikan hasil yang tepat sasaran untuk sistem kesehatan Indonesia, khususnya kemampuan kesiapsiagaan darurat rumah sakitnya, dan pelaksanaan program vaksinasinya," terang World Bank.

Kendati 100 juta dosis merupakan tonggak sejarah, namun dengan populasi Indonesia yang besar maka masih ada tantangan. Daerah terpencil hingga keraguan terhadap vaksin juga menjadi tantangan tersendiri.

Baru-baru ini, program vaksinasi di Indonesia diperluas untuk mencakup kelompok usia 12-17 tahun. Saat ini, lebih dari 1,2 juta dosis tercatat per hari, hampir meningkat 10 kali lipat sejak pertengahan Mei 2021.

"Satu hal yang kami soroti adalah kekuatan kemitraan, orang-orang yang bekerja sama untuk tujuan bersama. 100 juta dosis adalah tonggak penting dan tidak dapat dicapai tanpa kerja keras yang luar biasa oleh tim dan komunitas di seluruh Indonesia," tutupnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA