Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Antony Blinken Turun Tangan Meredam Kemarahan Prancis atas Pakta AUKUS

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Jumat, 17 September 2021, 11:53 WIB
Antony Blinken Turun Tangan Meredam Kemarahan Prancis atas Pakta AUKUS
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken/Net
rmol news logo Kekecewaan yang berujung kemarahan Prancis setelah Amerika Serikat, Australia, dan Inggris mencapai kesepakatan untuk memasok Canberra dengan kapal selam bertenaga nuklir sepertinya membuat panik sejumlah negara pembuat kesepakatan, termasuk Amerika.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bahkan turun tangan untuk menenangkan kemarahan Prancis tersebut. Itu nampak dari pernyataan Blinken pada Kamis (17/9) yang menyebut Prancis sebagai mitra penting di Indo-Pasifik.

Tiga negara yang tergabung dalam pakta AUKUS (Australia, Inggris, AS) mengatakan pada hari Rabu malam (17/9) bahwa mereka akan membangun kemitraan keamanan untuk Indo-Pasifik yang akan membantu Australia memperoleh kapal selam bertenaga nuklir AS, yang secara otomatis membatalkan kesepakatan kapal selam rancangan Prancis senilai 40 miliar dolar AS.

Prancis bereaksi dengan marah atas hilangnya kesepakatan itu, menyebutnya sebagai 'tikaman dari belakang'.

Berbicara pada konferensi pers setelah pertemuan antara AS dan menteri luar negeri dan pertahanan Australia di Washington, Blinken mengatakan Washington ingin menemukan setiap kesempatan untuk memperdalam kerja sama transatlantik di Indo-Pasifik dan bahwa Prancis sangat penting dalam melakukan itu.

"Kami bekerja sama sangat erat dengan Prancis dalam banyak prioritas bersama di Indo-Pasifik tetapi juga di luar dunia. Kami akan terus melakukannya. Kami menempatkan nilai fundamental pada hubungan itu, pada kemitraan itu," kata Blinken, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (17/9).

Dia menambahkan bahwa para pejabat AS telah terhubung dengan rekan-rekan Prancis mereka dalam 24-48 jam terakhir untuk membahas kesepakatan itu, termasuk sebelum pengumuman.

Pernyataan Blinken bertolak belakang dengan pengakuan seorang pejabat Prancis yang berbicara dengan syarat anonim. Dia mengatakan bahwa Amerika tidak memberi tahu pihaknya sampai pejabat Prancis melihat laporan media tentang kesepakatan itu dan menghubungi rekan-rekan mereka di AS dengan pertanyaan.

Pada 2016, Australia memilih pembuat kapal Prancis Naval Group untuk membangun armada kapal selam baru senilai 40 miliar dolar AS untuk menggantikan kapal selam Collins yang berusia lebih dari dua dekade.

Gedung Putih pada Kamis membela keputusan AS, menolak kritik dari China dan Prancis atas kesepakatan itu.

"Kami tidak mencari konflik dengan China," kata juru bicara Gedung Putih Jen Psaki kepada wartawan.

Sebelumnya China mengatakan Amerika Serikat, Australia, dan Inggris telah sangat merusak perdamaian dan stabilitas regional dengan kesepakatan baru mereka.

“Dalam pandangan kami, ini tentang keamanan di Indo-Pasifik,” kata Psaki. Dia bilang dia akan menyerahkannya ke Australia tentang mengapa mencari teknologi dari Amerika Serikat.

"Kami tidak melihat ini dari akhir kami sebagai perpecahan regional. Kami melihat ini sebagai area dan masalah keamanan yang ingin kami tangani bersama," katanya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA