Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pakta AUKUS Diapresiasi Taiwan: Bukti Bahwa Diplomasi 'Pejuang Serigala' China Tidak Diterima Dunia Internasional

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Jumat, 17 September 2021, 12:47 WIB
Pakta AUKUS Diapresiasi Taiwan: Bukti Bahwa Diplomasi 'Pejuang Serigala' China Tidak Diterima Dunia Internasional
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Taiwan Joanne Ou/Net
rmol news logo Terjalinnya kesepakatan keamanan terbaru yang diumumkan Australia, Inggris, dan AS, dalam Pakta AUKUS turut mendapat apresiasi dari Pemerintah Taiwan.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Meskipun tidak terkait langsung dengan pakta tersebut, Taiwan disebut-sebut akan mendapat keuntungan di tengah semakin meningkatnya pengaruh China di Indo-Pasifik.

"Taiwan berada dalam posisi penting dalam rantai pulau pertama, dan telah lama berbagi manfaat perdamaian dan stabilitas regional dengan Australia, Inggris, AS, dan negara-negara lain yang berpikiran sama," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Taiwan Joanne Ou dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari Taipei Times, Jumat (17/9).

"Berdasarkan landasan Undang-Undang Hubungan Taiwan-AS dan enam prinsip utama kebijakan luar negeri AS-Taiwan (six assurances), negara ini akan terus memperdalam kemitraannya dengan AS untuk mempertahankan tatanan internasional berbasis aturan, serta perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di Selat Taiwan dan di kawasan Indo-Pasifik," kata Ou.

Secara terpisah Partai Progresif Demokratik (DPP) Taiwan juga menyampaikan apresiasinya.

"Munculnya AUKUS menunjukkan bahwa diplomasi 'pejuang serigala' China tidak diterima oleh dunia internasional," kata DPP.

"Sejak pembukaan China pada 1970-an, bisnis asing yang menetap di China harus menanggung perlakuan tidak adil oleh pemerintah China karena proteksionismenya," kata sekretaris jenderal kaukus DPP Tsai Shih-ying.

"Negara-negara harus menanggung praktik dumping China bahkan ketika China meningkatkan ekspansi militernya melalui pertumbuhan ekonomi," demikian Tsai.

Dipimpin Presiden AS Joe Biden, pertemuan antara PM Inggris Boris Johnson dan PM Australia Scott Morrison dimaksudkan untuk mengumumkan prakarsa militer baru, yang mereka katakan didedikasikan untuk 'Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka' pada Rabu (15/9).

Dalam pertemuan itu ketiga pemimpin aliansi mengumumkan sebuah langkah pertama yang tampaknya ditujukan untuk melawan China, yaitu menyediakan kapal selam nuklir untuk Canberra. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA