Truss, yang baru saja ditunjuk setelah perombakan pemerintah awal bulan ini, mencoba membenarkan perlunya partisipasi Inggris dalam perjanjian AUKUS yang sangat kontroversial dalam sebuah artikel khusus di
Sunday Telegraph.
“Kebebasan perlu dipertahankan, jadi kami juga membangun ikatan keamanan yang kuat di seluruh dunia,†tulisnya, menjelaskan alasan di balik partisipasi London dalam kesepakatan trilateral tersebut.
"Ini menunjukkan kesiapan kita untuk keras kepala dalam membela kepentingan kita dan menantang praktik tidak adil dan tindakan memfitnah," katanya, seperti dikutip dari
Russian Today, Minggu (19/9).
Menurut pakta tersebut, yang diumumkan oleh para pemimpin AS, Inggris, dan Australia pada Rabu malam (15/9), kedua pihak akan bekerja sama untuk memberikan armada kapal selam bertenaga nuklir mutakhir kepada Canberra, yang dipersenjatai dengan senjata konvensional.
Kesepakatan baru itu telah menyebabkan Australia meninggalkan kontrak sebelumnya yang bernilai puluhan miliar dolar AS dengan Prancis untuk pengadaan kapal selam diesel-listrik. Paris marah, mereka menyebut pakta itu sebagai "tikaman dari belakang" dan memanggil duta besarnya pulang dari Canberra dan Washington.
Banyak pihak menilai AUKUS sebagai alat untuk membatasi pengaruh China yang tumbuh di kawasan Indo-Pasifik, sehingga Beijing juga kritis terhadap perjanjian tersebut dan menuduh para penandatangannya memiliki mentalitas Perang Dingin.
Truss mengatakan bahwa dengan disepakatinya pakta AUKUS, tidak hanya akan membuat aman, tetapi lebih dari itu bisa menciptakan lapangan kerja baru.
"Pakta dengan AS dan Australia tidak hanya akan membuat kita lebih aman di rumah, tetapi juga dapat menciptakan ratusan pekerjaan baru dan berketerampilan tinggi, dari galangan kapal Govan hingga pabrik Tyneside,†klaimnya.
Truss tidak menyebut Prancis secara langsung dalam artikelnya, tetapi itu muncul beberapa jam setelah Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian membuat komentar tentang peran London dalam inisiatif AUKUS.
Dalam pernyataannya, Le Drian menjelaskan bahwa Paris menarik utusannya dari Washington dan Canberra, tetapi tidak dari London, karena dia beranggapan itu tidak ada gunanya mengingat peran Inggris yang menurutnya hanya sebagai 'ban serep' untuk pakta tersebut.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: