Juru Bicara Pemerintah Prancis, Gabriel Attal, Minggu (19/9/2021) mengatakan bahwa Presiden Joe Biden telah meminta adanya pembicaraan telepon dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Attal menambahkan bahwa di pihak Prancis, ada kejutan dan kemarahan pada awalnya atas hilangnya kesepakatan tersebut yang dipicu oleh kemkitraan AUKUS. Namun, saat ini adalah waktunya untuk bergerak maju.
Tiga negara Australia, Inggris, dan AS membentuk kesepakatan Pakta AUKUS pada Rabu (15/9) yang menyebabkan Prancis kehilangan kontrak penyediaan teknologi kapal selam ke Australia senilai puluhan miliar dolar AS.
Attal mengakui, walau Prancis merasa 'sakit hati' karena seperti 'ditikam dari belakang', tetapi saat ini perlu untuk melihat hal-hal lainnya.
"Yang dipertaruhkan dalam krisis ini adalah strategi (di Pasifik), yang lebih penting daripada pertimbangan komersial, ini yang akan kita bahas,†kata Attal, seperti dikutip dari
Euro News, Minggu (19/9).
Macron akan meminta klarifikasi dari pemerintahan Biden. Orang nomor satu di Prancis itu meminta penjelasan dari Biden tentang apa yang menyebabkan hancurnya kepercayaan yang sudah mereka bangun. Kontrak kapal selama antara Prancis dan Australia telah berjalan sejak 2016. Namun, AS 'merampasnya' sehingga Australia membuat perjanjian baru dengan AS.
"Kami ingin penjelasan," kata Attal. AS harus menjawab untuk apa yang tampak seperti pelanggaran besar.
"Ada momen keterkejutan, kemarahan... Namun, sekarang ini kita harus bergerak maju," ujar Attal.
Sebelumnya, Perdana Menteri Scott Morrison bersikeras bahwa dia dan para menterinya tidak merahasiakan soal Pakta AUKUS dari Prancis.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: