Jika kemudian atlet Iran didissiplinkan oleh badan internasional karena aksinya itu, maka Iran akan berdiri untuk mendukung para atletnya.
Pada acara jamuan dengan para atlet peraih medali Iran dalam Olimpiade Tokyo 2021, akhir pekan kemarin, Ali Khamenei mengatakan, Iran akan terus memboikot atlet Israel.
"Setiap atlet Iran yang pantas menyandang nama tersebut tidak boleh berjabat tangan dengan perwakilan rezim kriminal untuk memenangkan medali," kata Khamenei, seeprti dikutip dari
Daily Sabah, Minggu (19/9).
Para atlet Iran sejauh ini berupaya patuh pada aturan Iran yang tidak pernah mengakui Israel. Mereka menahan diri untuk tidak menghadapi lawan-lawan dari Israel, dan tiu berarti mereka harus melewatkan sebuah pertandingan jika lawan mereka adalah orang Israel.
Sikap Iran ini, yang dipuji di dalam negeri, justru dianggap diskriminasi oleh badan-badan internasional.
"Rezim Zionis yang tidak sah, haus darah, mencoba untuk memenangkan legitimasi dengan mengambil bagian dalam acara olahraga internasional yang dihadiri oleh arogansi dunia (Washington dan Barat), dan atlet kami tidak bisa hanya berdiam diri," tambah Khamenei dalam postingan di situs resminya.
Langkah Iran diikuti oleh Aljazair yang baru-baru ini juga didisiplinkan. Judoka Aljazair, Fethi Nourine, mengundurkan diri dari Olimpiade Tokyo setelah undian menyatakan dia lawannya adalah atlet dari Israel.
Khamenei telah menginstruksikan kementerian olahraga dan luar negeri, serta peradilan, untuk mengerahkan sumber daya hukum untuk mendukung atlet yang perpendirian sama, yang berasal dari negara-negara Muslim lainnya itu.
Hal yang menarik pernah terjadi dua tahun lalu, ketika seorang judoka Iran, Saeid Mollaei, membelot. Mollasi tetap iku berkompetisi walaupun ia diperintahkan 'sengaja kalah' di ajang Piala Dunia untuk menghindari pertarungan melawan Sagi Muki dari Israel di final.
Mollaei akhirnya bertarung di bawah bendera Mongolia, dan ia memenangkan medali perak untuk negara angkatnya itu.
Setelah peristiwa itu, Federasi Judo Internasional menangguhkan Iran dari olahraga. Namun kemudian, dibatalkan awal tahun ini oleh Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS).
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: