Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Menlu Prancis: Pakta AUKUS Melahirkan Krisis Kepercayaan Terhadap AS, Eropa Harus Bersatu

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Selasa, 21 September 2021, 08:58 WIB
Menlu Prancis: Pakta AUKUS Melahirkan Krisis Kepercayaan Terhadap AS, Eropa Harus Bersatu
Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian/Net
rmol news logo Kekecewaan Prancis atas kesepakatan kapal selam AS dengan Australia, yang sekaligus merugikan kontrak pertahanan yang sudah ada sebelumnya antara Paris dengan Canberra, terus berlanjut.

Dalam pernyataan terbarunya pada Senin (20/9), Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian mengatakan saat ini telah muncul krisis kepercayaan terhadap AS. Ia pun menggambarkan bahwa kesepakatan antara Washington dan Canberra adalah 'pelanggaran brutal yang tak terduga'.

“Ada krisis kepercayaan di luar kenyataan bahwa kontrak diputus. Seolah-olah Eropa sendiri tidak memiliki kepentingan untuk mempertahankan diri di kawasan itu (Indo-Pasifik),” katanya, seperti dikutip dari AFP, Selasa (21/9).

Le Drian mengatakan bahwa sementara AS memfokuskan kebijakan luar negerinya untuk menghadapi China, Eropa harus bersatu dalam memprioritaskan strategi dan kepentingan mereka sendiri.

“Kepentingan fundamental Eropa perlu diperhatikan oleh AS yang merupakan sekutu kita. Dan Eropa tidak boleh ketinggalan dalam strategi yang dipilih AS,” katanya.

Presiden Dewan Eropa Charles Michel juga menuduh AS 'kurang setia' atas kesepakatan kapal selam barunya dengan Australia, dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menggambarkan perlakuan Washington terhadap Paris sebagai sesuatu yang tidak dapat diterima.

AS dan Inggris pada 15 September lalu mengumumkan aliansi keamanan Indo-Pasifik baru yang disebut Pakta AUKUS.  Itu akan melengkapi Australia dengan kapal selam bertenaga nuklir, yang secara luas dipandang sebagai langkah untuk melawan pengaruh China yang berkembang di kawasan itu.

Australia kemudian membatalkan kontrak multi-miliar dolar 2016 dengan Prancis untuk membangun 12 kapal selam diesel-listrik konvensional.

Pengumuman itu membuat marah Paris yang menuduh Washington 'bermuka dua', dan Canberra sebagai pengkhianat.

Seakan tak peduli dengan kekecewaan Prancis, Gedung Putih pada Senin mengatakan tidak akan mundur dari kesepakatan mereka dengan Australia. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA