"Kami telah mencatat tuduhan tak berdasar dari Departemen Luar Negeri AS. Mereka melemparkan tuduhan 'tidak bebas dan tidak transparan' pada pemilu Duma Negara yang berlangsung pada 17-19 September," kata kedutaan itu, seperti dikutip dari
TASS. Kedutaan mengatakan, pemilu yang terjadi di Rusia adalah sesuai dengan kehendak rakyat dan berlangsung sesuai dengan ketentuan perundang-undangan domestik dan norma-norma hukum internasional.
Kedutaan tidak menerima setiap klaim yang bertentangan, dan tidak ada yang bisa mempengaruhi hasil kampanye pemilihan.
Sebaliknya, Kedutaan meminta penjelasan secara rinci dari AS mengenai laporan adanya serangan cyber dari wilayah Amerika selama pemilihan parlemen di Rusia.
Komisi Pemilihan Umum Rusia menghadapi jumlah serangan siber yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dari sejumlah serangan, 50 persen di antaranya terdeteksi dilakukan tepat dari Amerika Serikat.
"Tujuan dari peretasan ini adalah untuk mendiskreditkan sistem pemilihan kami. Kami ingin menerima penjelasan rinci tentang kasus ini dari pihak Amerika," kata kedutaan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: