Pemblokiran oleh China itu dilakukan di saat Taiwan menyambut akhir pekan panjang Festival Pertengahan Musim Gugur, perayaan tahunan yang biasa di sebut sebagai Festival Bulan di mana masyarakat merayakan panen dan menjadi salah satu festival terpenting di negara itu.
NPP menilai, apa yang dilakukan Beijing jelas merupakan ancaman terselubung yang jahat untuk mengecewakan orang-orang Taiwan.
"Kami mengutuk keras Beijing atas tindakan tersebut dan percaya bahwa perselisihan pertanian lintas selat harus diselesaikan melalui mekanisme WTO,†isi pernyataan NPP, seperti dikutip dari
Asahi, Selasa (21/9).
NPP pernah mengingtakan pemerintah, ketika Beijing melarang impor nanas dari Taiwan pada bulan Maret lalu, maka bukan tidak mungkin Chemoya dan apel lilin akan menjadi daftar selanjutnya. Ketika itu NPP menyarankan agar pemerintah segera melakukan persiapan dengan mendiversifikasi ekspor produk pertanian. Sayangnya, saran itu belum mendapat tanggapan.
China dan Taiwan memiliki pijakan yang sama di WTO. Sudah seharusnya China mengikuti standar dan prosedur WTO untuk memeriksa produk pertanian Taiwan, daripada secara sepihak melarang impor buah dari Taiwan tanpa menyerahkan bukti ilmiah apa pun, kata partai itu.
“Bahkan jika ada masalah dengan buah-buahan yang diimpor dari Taiwan, China harus berusaha meminimalkan dampaknya terhadap perdagangan buah lintas selat, bukan malah memblokir secara sepihak," isi pernyataan NPP.
NPP kemudian mendesak pemerintah untuk meninjau kembali kebijakan ekspor buahnya, dengan mengatakan persentase ekspor buah ke China telah meningkat selama beberapa tahun terakhir.
Cherimoya dan dan apel lilin adalah makanan khas Taiwan, meskipun sebagian besar dikonsumsi di dalam negeri. Pulau ini juga terkenal dengan buah mangganya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: