Pertemuan pertama digelar bersama penjabat Menteri Luar Negeri Taliban Amir Khan Muttaqi untuk membahas situasi kemanusiaan di negara itu.
"Penundaan bantuan kemanusiaan dan segala penghalangnya, merusak status dan reputasi masyarakat internasional," kata penjabat itu kepada Tedros, seperti dikutip dari
Daily Sabah, Rabu (22/9).
"Sanksi dan tekanan menunjukkan bahwa kemanusiaan internasional bantuan ada di tangan 'beberapa orang yang berkuasa,'†tambahnya.
Di Afghanistan Tedros juga bertemu dengan kepala menteri kabinet Taliban, Mohammad Hasan Akhund dan para wakilnya untuk mendapatkan gambaran umum tentang situasi di negara itu.
Kepada Tedros, Akhund sempat membandingkan perlakuan dunia internasional kepada Pemerintahan Afghanistan sebelum di bawah kekuasaan Taliban.
“Pemerintahan sebelumnya korup, tetapi komunitas internasional membantunya secara ekstensif. Sekarang setelah sistem Imarah Islam ada dan bebas dari korupsi, komunitas internasional perlu memberikan lebih banyak bantuan,†kata Akhund.
Kedatangan Tedros di Afghanistan sebagai bagian dari upaya WHO untuk mencari cara dan sarana untuk mendukung negara yang bergulat dengan dana beku dan kebutuhan kemanusiaan yang meningkat.
Sejumlah badan bantuan telah mengatakan awal bulan ini bahwa negara itu sedang menuju ke bencana kemanusiaan di tengah pembekuan bantuan dan dana.
Menurut Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA), Afghanistan memiliki jumlah orang tertinggi kedua yang menghadapi tingkat darurat kelaparan di dunia, dengan perkiraan 5,5 juta anak diproyeksikan menghadapi tingkat krisis kelaparan pada paruh kedua tahun ini.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: