Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Afghanistan Sulit Dapat Pasokan, Pemadaman Listrik di Kabul Bisa 8 Jam Sehari

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Rabu, 22 September 2021, 14:30 WIB
Afghanistan Sulit Dapat Pasokan, Pemadaman Listrik di Kabul Bisa 8 Jam Sehari
Pemadaman listrik di Kabul, Afghanistan/Net
rmol news logo Setelah berada di bawah kendali Taliban, warga Afghanistan menghadapi tantangan baru dengan berkurangnya pasokan listrik. Akibatnya, pemadaman listrik kerap terjadi.

Di Kabul, pemadaman listrik bisa terjadi selama delapan jam sehari. Biasanya pemadaman dilakukan dari pukul 6 pagi hingga 12 siang, dan pukul 6 sore hingga 8 malam.

Kurangnya pasokan listrik lantaran aset Afghanistan yang telah dibekukkan dan bantuan internasional yang dihentikan setelah pengambilalihan kekuasaan oleh Taliban.

Selama ini, Afghanistan lebih banyak mengimpor listrik dari negara-negara tetangga, seperti Iran, Tajikistan, Uzbekistan, dan Turkmenistan.

Setelah Afghanistan dikendalikan Taliban, banyak pihak khawatir jika kontrak dengan negara-negara tersebut terputus. Lantaran banyak dari mereka tidak mengakui pemerintahan Taliban.

Baru-baru ini, Tajikistan mengumumkan akan mengurangi 70 persen pasokan listrik ke Afghanistan, di mana kontrak akan berakhir pada akhir bulan.

Kendati begitu, Direktur Teknis Bresha National Electricity Company, Safiullah Ahmadzai menekankan, pihaknya terus berusaha untuk mendapatkan pasokan listrik dari negara-negara tetangga.

"Impor listrik akan terus berlanjut dengan negara-negara ini... Kami berharap Uzbekistan bisa memberikan 70 persen pasokan listrik yang telah dikurangi," ujarnya.

Menurut Ahmadzai, dana bantuan dari World Bank, Asian Development Bank (ADB), hingga USAID masih belum mengalir karena menunggu kepastian pemerintahan Afghanistan di bawah kendali Taliban.

"Kontrak dengan negara-negara pengekspor listrik hanya berlandaskan pembayaran. Dalam hal ini, negara-negara tersebut memiliki hak untuk menangguhkan ekspor listrik jika ada penundaan pembayaran," terang Ahmadzai. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA