Dia memperingatkan bahwa ada risiko "perang saudara" di Afghanistan jika Taliban tidak dapat membentuk pemerintahan inklusif di sana.
"Jika mereka (Taliban) tidak memiliki pemerintahan yang inklusif, dan secara bertahap itu turun ke perang saudara, yang jika mereka tidak memasukkan semua faksi cepat atau lambat (akan terjadi], itu juga akan berdampak pada Pakistan," kata Khan dalam wawancara dengan
BBC pada awal pekan ini.
Dia mengaku bahwa pihaknya prihatin dengan kemungkinan krisis kemanusiaan dan pengungsi jika perang saudara pecah di Afghanistan. Khan juga berbicara soal kemungkinan tanah Afghanistan digunakan oleh kelompok-kelompok bersenjata yang memerangi pemerintah Pakistan.
“Itu berarti Afghanistan yang tidak stabil dan kacau,†kata Khan.
"(Itu adalah) tempat yang ideal untuk teroris, karena jika tidak ada kontrol atau jika ada pertempuran yang terjadi. Dan itulah kekhawatiran kami. Jadi terorisme dari tanah Afghanistan, dan kedua jika ada krisis kemanusiaan atau perang saudara, masalah pengungsi bagi kami," jelasnya, seperti dikabarkan ulang
Al Jazeera.
Di sisi lain, Taliban sebelumnya telah menolak seruan Khan untuk perubahan pada pemerintah sementara Afghanistan saat ini. Salah seorang pejabat top Taliban, yakni Mohammad Mobeen, mengatakan bahwa pihaknya tidak akan memberi siapa pun hak untuk menyerukan pemerintah yang inklusif.
“Kami sudah mendapatkan kebebasan. Seperti Pakistan, kami berhak untuk memiliki sistem kami sendiri," kata Mobeen kepada
Ariana TV Afghanistan pada hari Senin (20/9). Dia menekankan bahwa menambahkan sistem yang dibuat Taliban saat ini "inklusif".
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: