Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Terasing di Negeri Sendiri, Pengungsi Afghanistan Tidur Ditemani Aroma Busuk Toilet Setiap Malam

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/abdul-mansoor-hassan-zada-1'>ABDUL MANSOOR HASSAN ZADA</a>
LAPORAN: ABDUL MANSOOR HASSAN ZADA
  • Kamis, 23 September 2021, 00:06 WIB
rmol news logo Konflik dan kekerasan selalu menyisakan luka dan kesulitan mendalam bagi sejumlah pihak, terutama wanita dan anak-anak. Fenomena tersebut juga kini bisa dilihat di Afghanistan.

Usai kelompok militan Taliban mengambilalih kekuasaan di Kabul pertengan Agustus lalu, setelah sebelumnya melalui serangkaian konflik dan kekerasan terjadi di banyak wilayah di negara itu, ratusan orang terpaksa melarikan diri dari rumah atau bahkan kampung halaman mereka.

Sebagian ada yang berhasil mendapatkan bantuan untuk dievakuasi ke luar negeri, namun tidak sedikit yang terasing di negeri sendiri.

Ribuan pengungsi lokal dari berbagai daerah di negara itu, "tumpah ruah" di sejumlah wilayah di ibukota Kabul. Banyak dari mereka yang melarikan diri saat Taliban melancarkan serangan ke wilayah mereka beberapa bulan lalu, sebelum akhirnya merebut kekuasaan puncak di Kabul.

Salah satu tempat yang "disulap" menjadi tempat pengungsian adalah Hasa Awal Park di Kabul. Taman publik tersebut kini diisi dengan sejumlah tenda semi permanen yang dibuat ala kadarnya.

Kantor Berita Politik RMOL melihat lebih dekat situasi di lokasi tersebut. Tenda-tenda dibuat dari bahan seadanya dan banyak yang hanya seperti terpal penutup yang berfungsi sebagai atap. Sejak satu hingga dua bulan belakangan, ratusan orang tinggal di tenda tersebut setelah melarikan diri dari rumah mereka. Ada yang berasal dari wilayah Takhar, tapi juga Kondonz, Baghlan, Badakhshan, Samangan, Laghman dan wilayah lain di Afghanistan.

Sayangnya, hidup mereka di Kabul itu pun jauh dari kata layak. Banyak di antara tenda-tenda tersebut yang beralaskan terpal atau tikar tipis. Tidak sedikit juga yang hanya beralaskan tanah.

Tenda mereka pun tidak semuanya merupakan tenda yang layak untuk menjadi tempat tinggal sementara sehingga tidak mampu menghalau dinginnya malam. Apalagi Afghanistan akan segera memasuki musim dingin.

Salah seorang wanita yang kami temui di pengungsian itu mengatakan bahwa kondisi mereka sangat mengenaskan.

"Anda bisa lihat masalah kami, kami tidak memiliki tempa yang layak untuk melindungi anak-anak kami dari panasnya matahari," ujar wanita tersebut.

"Kami juga tidak memiliki apapun, tidak ada tikar, selimut. Beberapa orang mengguakan pakaian lama mereka sebagai bantal untuk tidur," jelasnya.

Wanita yang mengaku sudah tinggal di tenda tersebut sejak dua bulan belakangan itu juga mengatakan bahwa masalah lain yang mereka hadapi, selain kurangnya bantuan dan pasokan makanan, juga adalah ketersediaan air dan sanitasi.

"Kami tidak memiliki toilet. Tidak ada air. Tidak ada yang bisa mandi, atau bahkan mencuci tagan dan wajah anak-anak kami," kata wanita paruh baya yang mengenakan jilbab berwarna kuning dan masker biru itu.

"Ada toilet kecil dekat tenda saya yang keluar aroma sangat busuk dan selalu tercium dari tenda saya setiap malam," terangnya.

Toilet yang dia maksud adalah sebuah bilik kecil yang sudah usang dan tampak ada kerusakan di bagian pintu di mana terdapat tempat untuk buang air namun tidak untuk mandi. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA