Belakangan, kecaman atas kesepakatan yang disebut Pakta AUKUS itu juga datang dari dalam negeri kanguru itu sendiri.
Tercatat ada dua serikat pekerja utama negara itu yang sudah menyatakan ketidaksetujuannya tentang pakta tersebut, karena menurut mereka itu hanya akan membuat Australia terancam bahaya di berbagai bidang.
Persatuan Maritim Australia (MUA), yang mencakup pekerja tepi laut dan pelabuhan serta pelaut dan penyelam profesional, mengatakan bahwa mereka berlawanan total dengan kesepakatan 'sembrono' yang dicapai antara AS, Inggris, dan Australia.
"Dengan pandemi Covid-19 yang sedang berlangsung, Morrison seharusnya fokus untuk mengamankan pasokan vaksin dan membantu warga Australia yang terkena dampak penguncian, alih-alih mengejar kesepakatan militer rahasia," ujar MUA dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari
Russian Today, Rabu (22/9).
MUA juga mengingatkan bahwa pakta AUKUS akan terus meningkatkan konflik yang tidak perlu dengan China, seraya menambahkan bahwa sejak pakta tersebut dideklarasikan, itu telah mengakibatkan pelaut terdampar di kapal batu bara dan beberapa perdagangan ditutup.
"Buruh tidak tertarik berperang dengan China atau negara lain. Setiap upaya harus dilakukan untuk mengejar hubungan damai," katanya.
Mereka juga menyatakan ketakutan bahwa kesepakatan itu dapat mendorong pemerintah Australia untuk mencoba mendapatkan senjata nuklir.
“Kapal selam akan menggunakan uranium yang sangat diperkaya yang ideal untuk senjata nuklir,†kata serikat pekerja.
MUA juga menunjukkan bahwa jumlah uang yang luar biasa telah terbuang pada kontrak yang dibatalkan dengan Prancis, dan pengiriman kapal selam nuklir kemungkinan akan merugikan negara lebih dari itu.
Sikap serupa disuarakan oleh Serikat Pekerja Listrik Australia (ETU), yang menggambarkan keputusan Canberra untuk bergabung dengan AUKUS sebagai 'pengkhianatan'.
Asisten Sekretaris Nasional ETU Michael Wright mengatakan, perjanjian tersebut merusak generasi pekerja pembuatan kapal Australia yang sangat terampil, aman, dan bergaji tinggi.
"Terlalu banyak pertanyaan tentang pakta AUKUS saat ini, tetap tidak terjawab. Perdana menteri tidak boleh membuat keputusan berbahaya seperti itu atas nama kami," ujarnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: