Ia adalah Eric Chu, mantan walikota New Taipei City. Pria 60 tahun itu mengalahkan petahanan, Jognny Chiang, dan dua pesaing lainnya dalam pemilihan ketua Kuomintang.
Kuomintang sendiri dikalahkan oleh Partai Progresif Demokratik (DPP) besutan Presiden Tsai Ing-wen dalam pemilu tahun lalu. Partai ini dianggap tidak lebih sekadar boneka China.
Berbicara setelah kemenangannya, Chu mengatakan ketika menyangkut kebijakan sehubungan dengan China, partainya tidak akan menjadi versi "kecil" dari DPP.
“Kami akan membangun kembali platform pertukaran dan saluran komunikasi lintas Selat Taiwan,†ujarnya, seperti dikutip
Reuters.
Kuomintang sendiri pernah memerintah China hingga melarikan diri ke Pulau Formosa pada 1949, setelah kalah perang saudara dengan Komunis. Secara trasional, Kuomintang mendukung hubungan dekat antara Taiwan dan China.
Pada 2015, Chu bertemu Presiden Xi Jinping di Beijing. Ketika itu, Chu mengakui bahwa kedua sisi Selat Taiwan adalah bagian dari "satu China" tetapi mereka memiliki interpretasi yang berbeda tentang apa artinya ini.
Chu yang sopan dan berpendidikan di AS sebelumnya memimpin Kuomintang hingga mengundurkan diri pada tahun 2016, setelah ia dikalahkan dalam pemilihan presiden Taiwan oleh Tsai.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: