Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Internet Padam, Junta Militer Salahkan Pengunjuk Rasa, Rakyat Khawatir Ada Operasi Besar

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Minggu, 26 September 2021, 19:43 WIB
Internet Padam, Junta Militer Salahkan Pengunjuk Rasa, Rakyat Khawatir Ada Operasi Besar
Junta militer Myanmar justru membantah bahwa mereka bertanggungjawab atas pemadaman internet tersebut dan menunjuk hidung para pengunjuk rasa anti-kudeta/Net
rmol news logo Myanmar kembali bergejolak pekan ini, lantaran terjadi pemadaman internet di sejumlah wilayah di negara anggota ASEAN tersebut beberapa waktu lalu.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Alih-alih mengakui, junta militer Myanmar justru membantah bahwa mereka bertanggung jawab atas pemadaman internet tersebut dan menunjuk hidung para pengunjuk rasa anti-kudeta.

Menurut keterangan yang dikeluarkan oleh pihak junta militer Myanmar pada akhir pekan ini, pemadaman terjadi karena para pengunjuk rasa anti-kudeta telah menghancurkan menara komunikasi milik militer.

Gelombang pengunjuk rasa nati-kudeta bermunculan sejak negara itu diambilalih oleh militer melalui kudeta pada awal Februari lalu.

Beberapa faksi dalam dalam gerakan anti-kudeta itu kemudian membentuk "pasukan pertahanan rakyat" lokal di kotapraja mereka untuk melawan junta militer. Dalam beberapa pekan terakhir, mereka dikabarkan menghancurkan beberapa menara komunikasi milik militer Mytel di negara bagian Chin barat.

Laporan tentang pemadaman internet dan data terjadi beberapa hari belakangan, khususnya di wilayah di mana pasukan pertahanan lokal dan militer terlibat konflik.

Di tengah pemadaman internet dan listrik itu, junta militer kebanjiran kecaman. Menanggapi hal tersebut, Kementerian Luar Negeri Myanmar di bawah junta militer membantah bahwa Dewan Administrasi Negara bertanggungjawab atas insiden itu.

"Faktanya, koneksi internet baru-baru ini terganggu karena aksi teroris seperti penghancuran menara komunikasi oleh kelompok teroris," begitu kutipan dari pernyataan mereka.

"Kementerian mendesak beberapa misi asing di Yangon untuk memverifikasi informasi secara menyeluruh sebelum membuat pernyataan," sambung pernyataan yang sama, sebagaimana dikabarkan Channel News Asia.

Sebenarnya, pemadaman internet bukan merupakan hal yang asing terjadi di Myanmar pasca kudeta. Junta militer memberlakukan pemadaman internet pada dini hari tanggal 1 Februari ketika tentara menangkap Suu Kyi dan politisi top lainnya dari partai Liga Nasional untuk Demokrasi.

Pemadaman data seluler nasional juga diberlakukan pada malam hari di minggu-minggu setelah kudeta.

Di sisi lain, para pengunjuk rasa anti-kudeta di kota-kota Pinlebu, Kawlin dan Wuntho di wilayah Sagaing utara membantah klaim junta militer. Mereka mengaku tidak melakukan pemadaman internet. Bahkan mereka menjadi khawatir akan munculnya serangan karena internet dipadamkan.

"Rakyat khawatir junta akan melancarkan operasi besar," kata salah seorang pengunjuk rasa yang tidak menyebutkan namanya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA