Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Inilah Penyebab Kegagalan AS di Afghanistan Menurut Kepala Badan Intelijen Rusia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Senin, 27 September 2021, 07:42 WIB
Inilah Penyebab Kegagalan AS di Afghanistan Menurut Kepala Badan Intelijen Rusia
epala Badan Intelijen Asing (SVR) Rusia, Sergey Naryshkin/Net
rmol news logo Sebuah analisa diungkapkan Kepala Badan Intelijen Asing (SVR) Rusia, Sergey Naryshkin tentang faktor yang membuat Amerika Serikat gagal di Afghanistan, bahkan setelah 20 tahun melakukan operasi di negara itu.

Menurutnya, kegagalan itu terjadi karena Washington salah menghitung kemampuannya sendiri dan akibat ambisi ingin memasang model sosialnya di negeri asing.

“Apa yang terjadi di Afghanistan dengan penarikan terburu-buru dan melarikan diri dari pemerintah boneka adalah konsekuensi dari kebijakan destruktif Amerika, karena mencoba untuk memaksakan model pembangunan sosial di Afghanistan,” kata Naryshkin dalam sebuah wawancara bersama media Rusia, RT.

Kepala mata-mata itu mengatakan bahwa kesalahan itu ditanggung oleh seluruh komunitas intelijen AS, termasuk CIA, serta Departemen Luar Negeri dan kantor penasihat keamanan nasional Gedung Putih.

"Saya juga yakin bahwa kepemimpinan AS memiliki semua intelijen tentang situasi di lapangan dan perkembangan potensial. Mereka tidak memperhitungkan satu hal; kemampuan mereka sendiri. Mereka tidak ingin menghadapi kebenaran, jika Anda mau," kata Naryshkin.

"Dan kenyataannya adalah bahwa AS tidak lagi mampu memainkan peran hegemon global," lanjutnya.

AS memimpin invasi ke Afghanistan pada tahun 2001 tak lama setelah presiden saat itu George W. Bush mengumumkan kampanye global melawan terorisme Islam sebagai pembalasan atas serangan 9/11 di tanah Amerika.

Pada saat itu, kata Naryshkin, masyarakat internasional sebagian besar berasumsi bahwa pasukan AS akan mengendalikan situasi, kata Narys.

“Kehadiran militer AS dan NATO telah dipandang sebagai penghalang kuat bagi ancaman teroris yang tidak memungkinkannya menyebar lebih jauh ke Eurasia. Sayangnya, itu tidak benar," ujarnya.

"Amerika mundur, melarikan diri dari Afghanistan, dan sekarang kita melihat reruntuhan yang mereka tinggalkan: ekonomi yang hancur, teroris bebas berkeliaran, konflik yang semakin dalam antara kelompok etnis yang berbeda, peningkatan perdagangan narkoba dan senjata," lanjutnya.

Pada saat yang sama, Naryshkin menegaskan kembali komitmen SVR untuk bermitra dengan agen mata-mata nasional lainnya.

“Kami benar-benar menghargai kerja sama yang kami miliki dengan mitra kami dari CIA ketika datang untuk memerangi terorisme global,” katanya.

Taliban merebut kembali hampir seluruh Afghanistan dalam hitungan minggu, sementara rencana penarikan pasukan AS mencapai tahap akhir. Serangan besar-besaran militan memuncak dengan penangkapan Kabul pada 15 Agustus.

Jatuhnya Kabul memicu kekacauan di Bandara Internasional Hamid Karzai, ketika penduduk setempat mengerumuni landasan dengan harapan dapat melarikan diri dari pembentukan kembali kekuasaan Taliban. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA